[Medan | 20 Mei 2025] Ribuan pengemudi ojek online, taksi daring, dan kurir dari berbagai daerah di Indonesia akan menggelar aksi demonstrasi dan aksi off-bid (mematikan aplikasi) secara serentak pada Selasa, 20 Mei 2025. Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI), Lily Pujiati, menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap kondisi kerja yang dianggap semakin tidak manusiawi.
Lily mengungkapkan bahwa para pengemudi merasa terbebani oleh potongan biaya dari aplikator yang dinilai sangat besar, bahkan mencapai 70% dari total tarif yang dibayarkan oleh pelanggan. Aksi ini akan difokuskan di berbagai kantor pusat perusahaan aplikasi transportasi daring serta kantor pemerintahan, termasuk Kementerian Perhubungan, Istana Merdeka, dan DPR RI.
Merespons kabar aksi ini, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tercatat melemah 1,37% ke level Rp72 per saham pada penutupan perdagangan Senin (19/5/2025). Pelemahan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap potensi gangguan operasional dan reputasi perusahaan.
Sementara itu, isu merger antara Gojek dan Grab kembali mencuat. Namun, manajemen GOTO menyatakan bahwa pembahasan masih dalam tahap sangat awal dan bersifat tidak mengikat, sehingga identitas pihak yang terlibat belum dapat diungkap. Perusahaan menegaskan pentingnya menjaga kerahasiaan proses agar tidak menimbulkan spekulasi yang menyesatkan.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh pihak Grab. Tirza Munusamy, Chief of Public Affairs Grab Indonesia, menepis rumor merger dan menegaskan bahwa informasi yang beredar belum dapat dibuktikan kebenarannya dan bersifat spekulatif.
Di tengah berbagai isu yang berkembang, GOTO mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham maksimal senilai USD 200 juta atau sekitar Rp3,33 triliun. Rencana ini akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dijadwalkan berlangsung pada 18 Juni 2025.