[Medan | 16 Juni 2025] Pasar keuangan global memasuki fase volatilitas tinggi, dipicu oleh kombinasi faktor mulai dari ketegangan geopolitik, arah kebijakan suku bunga, hingga dinamika regional. Di tengah tarik-menarik berbagai sentimen, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih melanjutkan tren pelemahan sepanjang pekan ini.
Fokus utama investor tertuju pada perkembangan konflik di Timur Tengah dan kemajuan negosiasi dagang Amerika Serikat dengan mitra-mitranya. Sejumlah bank sentral utama dunia juga dijadwalkan untuk mengumumkan kebijakan moneternya dalam beberapa hari ke depan. The Fed (AS), PBoC (China), BoJ (Jepang), BoE (Inggris), dan Bank Indonesia (BI) menjadi pusat perhatian pelaku pasar, di mana sebagian besar diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga.
Dari Amerika Serikat, The Fed dijadwalkan mengambil keputusan pada Rabu, 18 Juni 2025 waktu setempat. Konsensus ekonom Bloomberg menyebutkan bahwa para pengambil kebijakan The Fed kemungkinan masih menahan suku bunga acuan, mengingat mereka memerlukan waktu lebih panjang untuk menilai dampak ekonomi dari berbagai kebijakan Presiden Donald Trump. Dengan demikian, kebijakan moneter AS dinilai masih akan bersikap “wait and see”.
Di kawasan Asia, pasar juga menantikan keputusan suku bunga dari China. Berdasarkan proyeksi Trading Economics, PBoC diperkirakan tetap menahan suku bunga kredit tenor 1 tahun di 3% dan tenor 5 tahun di 3,5%.
Sementara itu, dari dalam negeri, BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17–18 Juni 2025. Sebelumnya, BI telah dua kali memangkas suku bunga tahun ini—terakhir pada Mei 2025 sebesar 25 bps ke level 5,50%. Meskipun masih tersedia ruang untuk pelonggaran lanjutan, BI diperkirakan akan lebih berhati-hati mengingat ketidakpastian global yang meningkat, terutama dari sisi geopolitik.
Sejalan dengan tekanan eksternal dan ekspektasi kebijakan moneter, Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG masih akan terkoreksi dalam waktu dekat. IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang support di 7.100, pivot 7.150, dan resistance 7.200. Adapun Phintraco merekomendasikan sejumlah saham potensial yang dapat diperhatikan oleh investor, yakni AADI, CTRA, NCKL, HRUM, dan ESSA.
Image source: AP/ fisip.unair.ac.id