[Medan | 11 Maret 2024] Ada transaksi jumbo atas saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) pada perdagangan hari Jumat (8/3/2024) dengan nilai Rp 3,11 triliun di pasar negosiasi. Adapun data perdagangan menunjukkan bahwa volume yang diperdagangkan mencapai 1,73 juta lot atau 173 juta lembar saham, dengan harga rata-rata transaksi sekitar Rp 18.000 per saham.
Harga ini jauh di bawah harga pasar reguler yang bergerak di level Rp19.150 hingga Rp19.500 per saham setelah dibuka di posisi Rp19.300 per saham. Meskipun begitu, masih belum diketahui pihak mana dan apa tujuan di balik transaksi ini. Adapun informasi terbaru dari BYAN sendiri adalah mengenai laporan keuangan perusahaan untuk tahun 2023.
Sebagai informasi, perusahaan yang bergerak di bidang industri pertambangan dan kontraktor batu bara ini tercatat membukukan penurunan laba bersih sebesar 43,1% dari US$ 2,178 miliar menjadi US$ 1,238 miliar pada tahun 2023. Penurunan laba bersih ini pun terjadi usai pendapatan perusahaa juga turut menurun sebesar 23,85% dari US$ 4,703 miliar menjadi US$ 3,581 miliar.
Secara rinci, nilai ekspor batu bara anjlok 26,9% secara tahunan menjadi US$ 3,084 miliar pada 2023, sedangkan penjualan batu bara ke pasar dalam negeri tumbuh 4,2% menjadi US$ 487,35 juta. Di sisi lain, beban pokok pendapatan membengkak juga meningkat 24,2% dari US$ 1,54 miliar menjadi US$ 1,91 miliar. Kemudian beban biaya pertambangan dan pengangkutan batu bara juga turut naik menjadi US$ 274 juta, dan beban biaya pengangkutan naik menjadi US$ 210 juta.
Adapun untuk tahun 2024, BYAN menargetkan pendapatan sekitar US$ 3,3 miliar – US$ 3,6 miliar, dengan volume produksi dan penjualan batubara di level yang sama, yaitu sekitar 55 juta metrik ton – 57 juta metrik ton. Estimasi biaya tunai rata-rata adalah sebesar US$ 40 – US$ 43 per metrik ton, sementara harga jual rata-rata diperkirakan sekitar US$ 60 – US$ 65 per metrik ton. BYAN juga mengalokasikan dana belanja modal (capex) sekitar US$ 230 juta – US$ 260 juta pada tahun 2024.