[Medan | 29 November 2024] PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) resmi mengumumkan harga penawaran umum perdana (IPO) sebesar Rp 5.550 per saham. Berdasarkan jadwal, periode penawaran akan dimulai pada Jumat (29/11/2024) dan berakhir pada Selasa (3/12/2024).
Adapun AADI berencana untuk menggelar aksi penawaran umum perdana atau intial public offering (IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 778,68 juta saham atau setara dengan 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.
Nantinya, seluruh dana yang diperoleh dari IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan oleh AADI untuk beberapa keperluan. Sekitar 40% dari dana tersebut akan diberikan sebagai pinjaman kepada perusahaan anak, PT Maritim Barito Perkasa (MBP), untuk mendukung investasi dan aktivitas operasional MBP, seiring dengan meningkatnya produksi batu bara. Sekitar 15% dana IPO akan digunakan untuk pembayaran sebagian pinjaman berdasarkan perjanjian dengan PT Adaro Indonesia (AI) pada Mei 2024, dan sisanya untuk pembayaran sebagian pinjaman kepada ADRO berdasarkan perjanjian pada Juni 2024.
Menurut analis dari Samuel Sekuritas Indonesia, Farras Farhan dan Hernando Cahyo, IPO AADI berpotensi memberikan keuntungan signifikan bagi investor setelah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan harga penawaran antara Rp4.590 hingga Rp5.900 per saham, valuasi AADI diperkirakan memiliki Price-to-Earnings (PE) ratio antara 1,41 hingga 1,61 kali untuk tahun 2024, yang jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata sektor, menunjukkan adanya potensi undervaluation yang besar.
Dari segi kinerja keuangan, AADI mencatatkan pendapatan sebesar US$2,65 miliar pada semester I-2024, meskipun mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar US$3,25 miliar. Laba bruto turun dari US$1,12 miliar menjadi US$777,17 juta, namun laba periode berjalan justru mengalami peningkatan signifikan, dari US$804,75 juta menjadi US$922,76 juta. Total aset perusahaan tercatat sebesar US$5,43 miliar, dengan total ekuitas mencapai US$2,71 miliar.
Menariknya, AADI juga telah menetapkan kebijakan untuk membagikan dividen hingga 45% dari laba bersih mulai tahun 2025, serta membuka kemungkinan pembagian dividen interim di masa mendatang.