[Medan | 13 November 2024] Anak usaha Adaro Energy (ADRO) yang bergerak di bidang batu bara, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI), berencana untuk menggelar aksi penawaran umum perdana atau intial public offering (IPO) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 778,68 juta saham atau setara dengan 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh.
Adapun pada masa bookbuildingnya yang berlangsung pada 12 – 18 November 2024, AADI memasang harga saham perdana di kisaran Rp 4.590 hingga Rp 5.900 per saham. Dengan begitu, AADI berpotensi meraup dana sebesar Rp 3,57 triliun hingga Rp 4,59 triliun.
Nantinya, seluruh dana yang diperoleh dari IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan oleh AADI untuk beberapa keperluan. Sekitar 40% dari dana tersebut akan diberikan sebagai pinjaman kepada perusahaan anak, PT Maritim Barito Perkasa (MBP), untuk mendukung investasi dan aktivitas operasional MBP, seiring dengan meningkatnya produksi batu bara. Sekitar 15% dana IPO akan digunakan untuk pembayaran sebagian pinjaman berdasarkan perjanjian dengan PT Adaro Indonesia (AI) pada Mei 2024, dan sisanya untuk pembayaran sebagian pinjaman kepada ADRO berdasarkan perjanjian pada Juni 2024.
Adapun yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, dengan jadwal IPO sebagai berikut:
– Masa penawaran awal: 12 – 18 November 2024
– Tanggal efektif: 26 November 2024
– Penawaran umum saham: 29 November – 3 Desember 2024
– Penjatahan saham: 3 Desember 2024
– Pencatatan saham perdana di BEI: 5 Desember 2024
Seiring dengan rencana IPO yang akan digelar oleh AADI, saham ADRO tercatat mengalami kenaikan sebesar 2,14% ke level Rp 3.820 per saham pada perdagangan hari Selasa (12/11/2024). Sebagai informasi, AADI merupakan unit usaha ADRO yang berfokus pada bisnis batu bara thermal, menjadikannya sebagai sumber pendapatan utama atau cash cow bagi perusahaan. Oleh karena itu, jika harga batu bara kembali naik, AADI berpotensi mendapat manfaat lebih besar dibandingkan ADRO, yang kini memiliki diversifikasi bisnis seperti ADMR dan Adaro Green.
Melansir Stockbit, setelah IPO, AADI diproyeksikan memiliki rasio Price to Book Value (PBV) di kisaran 0,79 hingga 1,02 dan Price to Earnings Ratio (PER) antara 1,29 hingga 1,66, tergantung harga akhir saham yang ditetapkan. PBV dan PER ini menunjukkan valuasi yang cukup kuat dan menarik, terutama bagi investor yang mencari saham undervalued. Rasio-ratio tersebut memberikan indikasi bahwa AADI bisa menjadi pilihan investasi yang menarik dengan harga yang relatif murah baik dari segi nilai buku maupun laba perusahaan.