[Medan | 15 Mei 2024] PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), perusahaan yang berfokus pada bisnis pertambangan batubara metalurgi serta pengolahan mineral ini telah memutuskan untuk tidak membagi dividen dari laba tahun buku 2023. Keputusan itu pun sudah disepakati dalam Rapat Pemegang Umum Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada hari Selasa (14/5/2024).
Dalam RUPST kali ini, para pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih sebesar US$ 436,61 juta untuk laba ditahan dan US$ 4,41 juta untuk cadangan wajib. Sebagai informasi, ADM membukukan laba bersih senilai US$ 441,02 juta sepanjang 2023. Realisasi laba bersih AMDR ini naik 32,75% dari capaian laba bersih pada 2022 yang hanya US$ 332,21 juta.
Kenaikan laba bersih ini sejalan dengan kenaikan pendapatan. ADMR membukukan pendapatan senilai US$ 1,08 miliar, naik 20% dari realisasi pendapatan di 2022 yang hanya US$ 908,14 juta. ADMR menjelaskan bahwa peningkatan pendapatan didorong oleh kenaikan volume penjualan sebesar 24%, yang berhasil mengkompensasi penurunan rata-rata harga jual (Average Selling Price/ASP) sebesar 7% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Presiden Direktur ADMR, Christian Ariano Rachmat, menyatakan bahwa hasil kinerja keuangan dan operasional perusahaan melampaui target, didukung oleh kondisi pasar yang kondusif dan tim kerja yang solid. Ia juga menegaskan bahwa fundamental industri batubara metalurgi tetap menjanjikan, dan produk ADMR diakui serta disambut baik di pasar. Oleh karena itu, perusahaan akan melanjutkan investasi pada infrastruktur pertambangan untuk mendukung pertumbuhan produksi dan mengembangkan pasar bagi produk metalurgi mereka.
Setahun yang lalu, ADMR juga tidak membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2022 yang sebesar US$ 336 juta. Alasannya, seluruh laba bersih akan digunakan untuk pengembangan bisnis dan modal kerja. Adapun sebesar US$ 3,36 juta dari tahun buku 2022 digunakan untuk dana cadangan wajib, sedangkan sisanya sebesar US$ 332 juta digunakan sebagai laba ditahan.