Shell akhirnya melunak dalam negosiasi pelepasan hak partisipasi atau participating interest (PI) Blok Masela kepada Pertamina. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, nilai transaksi yang dibahas dalam rencana tersebut sudah berada jauh di bawah US$ 1 miliar atau sekitar Rp14,8 triliun.
Sebelumnya, Shell disebut mematok harga yang terbilang tinggi sehingga membuat Konsorsium Pertamina ragu untuk mengakuisisi saham Shell di salah satu ladang gas terbesar di Indonesia saat ini. Menurut laporan sebelumnya, Pertamina setidaknya harus menyiapkan dana sekitar US$1,4 miliar atau setara dengan sekitar Rp21 triliun untuk mengakuisisi hak partisipasi Shell sebesar 35% di Blok Abadi Masela.
Arifin juga sempat memperingatkan Shell bahwa pemerintah akan mengambil sikap serius apabila Shell tetap tidak kooperatif untuk mempercepat proses divestasi. Menurutnya, pemerintah bakal mengambil 35% hak partisipasi Shell tersebut tahun depan apabila tidak ada kemajuan dari sisi peralihan saham.
Adapun, Pertamina dikabarkan menggandeng Petroliam Nasional Berhad, perusahaan minyak dan gas besar di Malaysia, untuk membeli 35% saham partisipasi Shell di Blok Masela. Sebagai informasi, Blok Masela merupakan salah satu prospek ladang migas terbesar di Indonesia. Produksinya diproyeksikan dapat mencapai 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMscfd, serta 35.000 barel kondensat per hari (bcpd).