[Medan | 25 Oktober 2024] PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat laba bersih sebesar Rp 3 triliun pada akhir kuartal III-2024, mengalami penurunan sebesar 28,1% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 4,2 triliun. Penurunan laba ini sejalan dengan turunnya pendapatan bersih sebesar 10,1%, dari Rp 30,5 triliun menjadi Rp 27,4 triliun.
Penurunan kinerja UNVR ini dinilai dipicu oleh kampanye boikot produk yang terkait dengan eskalasi geopolitik konflik Israel-Palestina, yang diperkuat oleh Fatwa MUI. Setelah pengumuman laporan keuangan ini, beberapa analis memperbarui target harga saham UNVR. Berdasarkan data dari Bloomberg Terminal, mayoritas analis merekomendasikan untuk menahan saham Unilever, dengan target harga 12 bulan ke depan diproyeksikan di Rp 2.519 per saham, memberikan potensi return sebesar 8,6% dari harga penutupan saham UNVR yang berada di level Rp 2.320 per 22 Oktober 2024.
Pada perdagangan Kamis (24/10/2024), saham UNVR anjlok 8,58% ke level Rp 2.130 per saham. Saham UNVR ini pun sempat menyentuh level Rp 2.100 di awal sesi I, atau level terendah. Meskipun harga saham turun tajam, antrean beli tetap terlihat cukup tebal di level Rp 2.150 dengan jumlah 34.202 lot saham, dan di level Rp 2.140, dengan jumlah 21.878 lot.
Meski tengah menghadapi tantangan penurunan laba pada semester pertama, beberapa analis memproyeksikan peningkatan laba hingga 2026, didukung oleh efisiensi operasional dan meningkatnya permintaan di segmen-segmen utama seperti perawatan pribadi, produk rumah tangga, dan makanan.
Proyeksi Bloomberg memperkirakan penjualan Unilever pada 2024 akan mencapai Rp 36,83 triliun dan tumbuh menjadi Rp 38,27 triliun pada 2025, didorong oleh peluncuran produk baru yang menarik minat konsumen lokal serta peningkatan permintaan dari sektor katering dan perhotelan.
Analis juga memperkirakan laba operasional UNVR akan tumbuh 3% per tahun hingga 2026, didorong oleh penurunan harga input dan skala ekonomi yang lebih besar, dengan margin operasi diproyeksikan mencapai 17,4% pada 2026, naik 70 basis poin dari 2023.
Dengan pencapaian laba yang positif hingga September 2024, serta strategi yang berfokus pada peningkatan daya saing, efisiensi biaya, dan inovasi produk, PT Unilever Indonesia Tbk tetap optimistis dapat terus berkembang di tengah persaingan pasar yang semakin ketat dan siap menghadapi peluang di masa depan.