[Medan | 5 September 2023] PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA), perusahaan yang bergerak di bidang perikanan, pengolahan ikan, pertambakan, galangan kapal, dan hasil ikan lautnya, serta memperdagangkan hasil tersebut khususnya untuk komoditas ekspor, telah menjadi korban pertama penerapan auto reject simetris (ARB Simetris) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pasalnya, disaat pasar baru berjalan selama 40 menit, saham ASHA telah mengalami penurunan drastis sebesar 34,94% dan diperdagangkan dengan harga Rp 54 per saham. Selain itu, saham ASHA juga telah mengalami penurunan sebesar 65,38% dalam satu minggu terakhir dan mengalami penurunan signifikan sebesar 83,83% dalam satu tahun terakhir. Bahkan, selama tahun ini, saham ASHA belum pernah mencatatkan kinerja positif.
Sebagai informasi, BEI telah memberlakukan batasan persentase auto rejection atas dan bawah secara simetris tahap II mulai 4 September 2023, setelah kebijakan batasan persentase ARB tahap I sebesar 15% pada 5 Juni 2023 lalu. Adapun, saham di harga Rp 50 – Rp 200 berlaku ARA 35% dan ARB 35%. Lalu, saham dengan harga Rp 200 – Rp 5.000 akan berlaku ARA 25% dan ARB 25%, serta saham dengan harga lebih dari Rp 5.000 berlaku ARA 20% dan ARB 20%.
Di sisi lain, analis menilai bahwa kebijakan ini tidak akan berpengaruh banyak ke IHSG. Adapun menurut Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina, dampak dari penerapan ARB simetris ini akan minimal pengaruhnya ke IHSG. Bahkan menurutnya, IHSG justru dapat terdorong ke level 7.000 berkat pemulihan ekonomi China.