[Medan | 15 Juli 2024] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah kembali menembus level psikologis 7.300, dan ditutup menguat 0,37% tepatnya di level 7.327 pada perdagangan hari Jumat (12/7/2024). IHSG pun berhasil mencatatkan kenaikan dalam empat hari perdagangan berturut-turut, dengan total kenaikan sebesar 74,20 poin atau 1,02% sepanjang pekan lalu.
Penguatan IHSG ini dipicu oleh berbagai faktor positif, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pertama, penguatan nilai tukar rupiah yang kembali ke level Rp 16.154 per dolar AS membantu mendorong IHSG. Kedua, reli IHSG juga didukung oleh sinyal positif dari AS mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada akhir kuartal III-2024.
Pelaku pasar memproyeksikan pemangkasan suku bunga akan berlangsung pada September 2024. Adapun, tingkat inflasi AS pada Juni 2024 turun ke level 3% dari posisi bulan sebelumnya sebesar 3,3%, sekaligus berada di bawah ekspektasi konsensus 3,1%. Di sisi lain, peningkatan cadangan devisa Indonesia ke US$ 140,2 miliar per Juni 2024 juga menambah keyakinan investor terhadap fundamental ekonomi dalam negeri.
Menurut Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Wahyu Saputra, menyatakan bahwa pada awal pekan, Senin (15/7/2024), investor akan fokus pada rilis data domestik seperti neraca perdagangan ekspor-impor dan statistik utang luar negeri. Untuk faktor eksternal, perkembangan data ekonomi di China akan menjadi perhatian utama.
Menurut Wahyu, IHSG masih memiliki ruang untuk menguat, namun pelaku pasar harus waspada terhadap kemungkinan aksi profit taking. Ia memprediksi IHSG akan bergerak di antara level support 7.280 dan resistance 7.400. Di tengah posisi IHSG saat ini dan berbagai sentimen yang menyertainya, Pengamat dan Praktisi Pasar Modal Riska Afriani menyarankan untuk menunggu momentum koreksi pada saham-saham perbankan big caps.
Untuk investasi jangka panjang, Riska merekomendasikan pembelian bertahap empat saham bank besar: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Untuk saham dengan kapitalisasi pasar menengah, ia merekomendasikan saham properti dan konstruksi yang sedang berusaha membentuk tren pembalikan arah, seperti PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).