[Medan | 2 Desember 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup tahun 2024 dengan performa yang mengecewakan, gagal mencapai level psikologis 7.100. Pada perdagangan terakhir tahun tersebut, IHSG mencatatkan kenaikan 0,62% ke posisi 7.079,9, tetap berada di atas level psikologis 7.000, namun belum mampu menembus 7.100.
Situasi ini terasa ironis mengingat pada September 2024, IHSG sempat menyentuh rekor tertinggi di kisaran 7.900. Rekor tersebut sempat memunculkan optimisme di kalangan pengamat yang memperkirakan IHSG dapat menutup tahun di level psikologis 7.900-8.000. Namun kenyataannya, IHSG menutup tahun dengan performa yang jauh dari ekspektasi tersebut.
Secara keseluruhan, kinerja IHSG sepanjang 2024 mencatatkan penurunan 2,65%, lebih buruk dibandingkan tahun 2023 yang mencatatkan kenaikan 6,16%. Hasil ini bahkan lebih buruk dibandingkan kinerja 2018, di mana IHSG turun 2,54%.
Penurunan ini disebabkan oleh rendahnya minat investor asing untuk berinvestasi di pasar saham Indonesia. Walaupun pada perdagangan terakhir tahun 2024 investor asing mencatatkan arus masuk (net buy) sebesar Rp 560,89 miliar, ini tidak cukup untuk menutupi tekanan dari aksi jual bersih (net sell) sebelumnya di pasar reguler sebesar Rp 254,26 miliar.
Ketertarikan investor asing beralih ke pasar saham Amerika Serikat (AS), yang dinilai lebih menjanjikan, terutama setelah Donald Trump terpilih kembali sebagai Presiden AS. Hal ini mengingatkan pada periode pemerintahan Trump sebelumnya (2018-2019), di mana kinerja IHSG juga melemah dibandingkan dua tahun sebelumnya. Rencana kebijakan Trump yang fokus pada kepentingan domestik AS dinilai akan membuat pasar keuangan AS lebih menarik, yang secara tidak langsung mengurangi daya tarik pasar keuangan di Indonesia.
Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, memprediksi aktivitas pasar keuangan di awal tahun 2025 akan relatif sepi karena libur Tahun Baru dan minimnya data ekonomi penting yang dirilis. Fokus pasar akan tertuju pada kebijakan Trump setelah pelantikannya pada 20 Januari 2025, serta langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral AS, The Fed.
Sementara itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, memperkirakan IHSG akan bergerak di rentang 6.900–7.125 pada perdagangan perdana tahun 2025. Ia merekomendasikan akumulasi beli untuk saham AALI, ACES, MYOR, dan TLKM, serta menambah kepemilikan (add) saham INTP dengan support di Rp 7.175 dan target terdekat di Rp 7.750.