[Medan | 6 Desember 2024] PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Kamis, 5 Desember 2024, dengan harga saham yang langsung melonjak hingga mencapai level auto rejection atas (ARA), naik 19,82% ke harga Rp 6.650 per saham.
Sebagai informasi, AADI melepas sebanyak 778,68 juta saham atau sekitar 10% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga penawaran final sebesar Rp 5.550 per saham. Dari hasil IPO ini, AADI berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 4,32 triliun.
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk berbagai keperluan. Sekitar 40% dari dana tersebut akan dipinjamkan kepada anak perusahaan PT Maritim Barito Perkasa (MBP) untuk mendukung investasi dan operasional, terutama dalam rangka peningkatan produksi batubara. Sekitar 15% dana IPO akan digunakan untuk pembayaran sebagian pinjaman berdasarkan perjanjian dengan PT Adaro Indonesia (AI) pada Mei 2024, dan sisanya untuk membayar sebagian pinjaman kepada ADRO sesuai perjanjian pada Juni 2024.
Direktur Utama AADI, Julius Aslan, mengungkapkan bahwa antusiasme pasar terhadap IPO AADI sudah terlihat sejak masa penawaran. Manajemen AADI juga mencatatkan oversubscription sebanyak 260,14 kali pada penjatahan saham terpusat.
Julius optimis bahwa kinerja AADI akan terus terdorong oleh prospek batubara yang masih menarik pada tahun 2025, mengingat permintaan terhadap komoditas ini tetap tinggi, terutama di Asia dan Asia Tenggara, yang menjadi pasar utama Adaro. AADI sendiri memasarkan batubara ke sektor pembangkit listrik, industri pengolahan logam, dan semen, dengan pasar utama di Indonesia, China, India, dan Asia Tenggara.
Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, menilai bahwa hasil IPO AADI dan lonjakan harga sahamnya pada hari pertama sesuai dengan ekspektasi. Oversubscription dan ARA mencerminkan antusiasme pasar terhadap AADI, yang merupakan produsen batubara terbesar kedua di Indonesia. Hendra juga melihat potensi penguatan lebih lanjut pada saham AADI, namun mengingatkan pelaku pasar untuk berhati-hati terhadap volatilitas harga saham setelah euforia IPO mereda.
Hendra juga menyarankan agar investor mencermati sentimen yang muncul seiring dengan pelaksanaan program PUPS oleh ADRO. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, Hendra menyarankan target harga Rp 8.500 untuk saham AADI, yang menurutnya mencerminkan valuasi yang wajar, dengan proyeksi price-to-earnings ratio (PE) 2025 sebesar 7 kali, yang masih tergolong murah dibandingkan rata-rata sektor batubara.