PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) mengumumkan bahwa pihaknya berencana untuk melaksanakan penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Aksi korporasi ini pun dilakukan tak lama setelah Bank Nobu memutuskan merger dengan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP).
Berdasarkan keterbukaan informasi, Bank Nobu berencana untuk menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 2,6 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Sementara itu, perseroan belum menetapkan harga pelaksanaan rights issue dan baru akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 17 April 2023 mendatang.
Nantinya, dana yang terkumpul dari pelaksanaan aksi korporasi ini akan digunakan untuk memperbaiki struktur permodalan guna memenuhi Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Modal Inti Minimum Bank Umum sebesar Rp3 triliun. Sebelumnya, NOBU telah melakukan rights issue pada 28 Februari 2023 dengan harga pelaksanaan Rp 592 per saham. NOBU menyatakan perusahaan akan menawarkan hingga 681,8 juta saham dalam prospektusnya. Namun NOBU sebenarnya hanya menerbitkan 680,99 juta saham.
Selain itu, PT Star Pacific Tbk (LIPI) nantinya akan bertindak sebagai pembeli siaga yang akan melakukan penyetoran dalam bentuk selain uang atau inbreng pada saat pelaksanaan rights issue dengan aset berupa Gedung Graha Lippo dengan nilai sebesar Rp 368 miliar. Lalu, PT Putera Mulia Indonesia yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh James Riady juga akan bertindak sebagai pembeli siaga dengan penyetoran dalam bentuk uang yang total nilainya, bersama dengan pelaksanaan rights issue miliknya sebesar Rp 35 miliar.
Menyusul merger dengan BABP, Bank Nobu menyatakan bahwa setiap aksi korporasi yang dilakukan perseroan bertujuan untuk mendukung pengembangan volume usaha perseroan dalam jangka panjang. Hal tersebut untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan. Bank Nobu juga mengatakan, aksi korporasi tersebut didukung penuh oleh pemegang saham agar perseroan selalu memenuhi ketentuan yang berlaku.