[Medan | 1 Januari 2024] Kementerian BUMN memutuskan bahwa subholding PTPN, PalmCo, tidak akan mengadakan penawaran saham perdana (IPO) pada tahun 2024 karena masih ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan untuk meningkatkan valuasi.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan bahwa saat ini pihaknya belum memiliki fokus untuk membawa PalmCo ke lantai bursa. Menurutnya, PalmCo masih memerlukan perbaikan dalam beberapa aspek, termasuk peningkatan produktivitas.
Tiko pun menjelaskan bahwa salah satu pekerjaan rumah yang perlu ditempuh saat ini adalah replanting atau penanaman kembali pohon kelapa sawit karena sebagian besar lahan yang dimiliki oleh PTPN Grup dalam kondisi kurang terawat.
Dengan upaya tersebut, dia berharap produktivitas dari PalmCo dapat meningkat dan menyentuh benchmark produksi industri sawit yakni 20 ton per hektare. Adapun saat ini, Tiko menyebutkan bahwa sejumlah lahan sawit milik PTPN masih memiliki produktivitas yang beragam.
Di sisi lain, Tiko menyatakan PalmCo dalam jangka waktu 2 – 3 tahun ke depan berpeluang besar menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, dengan proyeksi Palmco akan memiliki lahan sawit seluas 600.000 hektare.
Menurutnya, kepemilikan lahan tersebut akan membuat nama PalmCo bersanding dengan Sime Darby, perusahaan kelapa sawit raksasa asal Malaysia yang diketahui memiliki luas lahan 266.488 ha dan area tertanam 193.758 ha.
Sebagai informasi, pada awal Desember 2023, Kementerian BUMN telah menggabungkan 13 perusahaan di bawah holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjadi dua subholding, yaitu PalmCo dan SupportingCo.