[Medan | 6 Januari 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan 1,82% sepanjang pekan ini, ditutup di level 7.164,43 pada Jumat (3/1/2025). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami penguatan sebesar 0,28%, berakhir di level Rp 16.185 per dolar AS.
Perhatian pasar pekan ini akan tertuju pada rilis risalah Federal Open Market Committee (FOMC) yang diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut terkait arah kebijakan moneter. Selain itu, data Non-Farm Payrolls (NFP) diperkirakan menurun menjadi 150 ribu dari 227 ribu sebelumnya, dengan tingkat pengangguran yang diproyeksikan naik ke 4,2%. Data ini, jika sesuai atau lebih buruk dari ekspektasi, dapat memperkuat pandangan akan perlambatan ekonomi AS dan memengaruhi kebijakan suku bunga The Fed.
Dari sisi domestik, sejumlah data penting akan dirilis, seperti indeks keyakinan konsumen (IKK), penjualan ritel, dan cadangan devisa. IKK untuk Desember diperkirakan turun ke 120 dari 125,90, mencerminkan sedikit penurunan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi.
Sementara itu, penjualan ritel diproyeksikan meningkat, didukung konsumsi masyarakat pada momen pergantian tahun meski daya beli masih lemah. Cadangan devisa Indonesia diperkirakan naik menjadi US$ 152 miliar dari US$ 150,2 miliar, setara dengan 6,5 bulan impor dan jauh di atas standar kecukupan internasional.
Untuk proyeksi pasar, Hendra Wardana, Founder Stocknow.id, memprediksi IHSG pada Senin (6/1) bergerak sideways dengan rentang support di 7.063 dan resistance di 7.216. Di sisi lain, Ibrahim Assuaibi, Direktur Laba Forexindo Berjangka, memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp 16.180 hingga Rp 16.250 per dolar AS. Kinerja positif IHSG dan rupiah sepanjang pekan ini mencerminkan optimisme awal tahun, meskipun pasar global masih menghadapi tantangan dari potensi pelemahan ekonomi AS.