[Medan | 18 November 2024] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan tren koreksi di awal pekan ini setelah pada perdagangan Jumat (15/11/2024) ditutup melemah 0,74% ke level 7.161.
Alrich Paskalis Tambolang, Equity Research Analyst dari Phintraco Sekuritas, menjelaskan bahwa pasar tengah menantikan keputusan Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan, yang diprediksi akan tetap berada di level 6%. Kondisi ini diperkuat oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam beberapa waktu terakhir.
Di sisi lain, Gubernur The Fed Jerome Powell menyatakan tidak akan terburu-buru untuk menurunkan Fed Funds Rate (FFR) pada Desember, dengan mempertimbangkan data inflasi terbaru. Sementara itu, China mencatatkan peningkatan pertumbuhan penjualan ritel menjadi 4,8% yoy pada Oktober 2024, dari 3,2% yoy di bulan sebelumnya, serta penurunan tingkat pengangguran sebesar 10 bps secara bulanan (mom) ke level 5% pada bulan yang sama.
Adapun Uni Eropa dijadwalkan merilis data inflasi Oktober 2024 yang diperkirakan naik menjadi 2 persen, yang berpotensi memengaruhi kebijakan moneter European Central Bank (ECB) di akhir tahun.
Herditya Wicaksana, analis dari MNC Sekuritas, memperkirakan IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas dengan level support di 7.149 dan resistance di 7.172 pada perdagangan Senin (18/11). Ia merekomendasikan sejumlah saham yang layak dicermati, yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan target harga Rp 2.900-Rp 3.000 per saham, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) dengan target Rp 1.730-Rp 1.765 per saham, serta PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) dengan target Rp 388-Rp 400 per saham.