[Medan | 21 Januari 2025] Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memberlakukan suspensi sementara saham PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) pada sesi I perdagangan Senin (20/1/2025). Langkah ini dilakukan karena adanya kenaikan harga saham RATU yang signifikan secara kumulatif.
Pada penutupan perdagangan Jumat lalu, saham RATU melonjak hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) dan ditutup di level Rp5.400 per saham. Sejak penawaran perdana (IPO), harga saham RATU telah meroket 370%.
Suspensi ini menjadi yang kedua kalinya sejak emiten yang bergerak di sektor investasi minyak dan gas bumi tersebut mencatatkan sahamnya di BEI pada 8 Januari 2025. Dalam sepekan setelah IPO, saham RATU telah naik 276,52% ke posisi Rp4.330 per saham dan sempat dihentikan sementara pada Kamis pekan lalu.
RATU, yang merupakan anak usaha dari PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), melepas 543,01 juta saham atau sekitar 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dengan harga IPO Rp1.150 per saham. Dengan demikian, RATU berpotensi meraih dana sebesar Rp624,46 miliar, yang terdiri dari Rp218,56 miliar dari penerbitan saham baru dan Rp405,9 miliar dari penjualan saham divestasi.
Menurut prospektusnya, dana dari IPO akan digunakan untuk beberapa keperluan. Sebesar Rp157,36 miliar akan dipinjamkan kepada anak usaha, PT Raharja Energi Tanjung Jabung, untuk membayar kewajiban cash call kepada PetroChina International Jabung Ltd. terkait operasional Blok Jabung. Selain itu, Rp34,96 miliar akan diberikan kepada perusahaan asosiasi, PT Petrogas Jatim Utama Cendana, untuk mendukung pembayaran cash call kepada ExxonMobil Cepu Ltd. Sisa dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, termasuk biaya operasional dan remunerasi.
Sementara hasil penjualan saham divestasi, setelah dikurangi biaya emisi dan biaya lainnya yang dihitung secara proporsional, akan dibayarkan kepada pemegang saham penjual, yaitu RAJA, dan perusahaan tidak akan menerima hasil dari penjualan saham divestasi tersebut.