[Medan | 10 Juli 2024] Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Jakarta pada hari Senin (8/7/2024), menyampaikan bahwa BI membuka peluang adanya penurunan suku bunga atau BI Rate pada kuartal IV tahun ini.
Perry menjelaskan bahwa keputusan terkait penurunan suku bunga ini akan tergantung pada kondisi nilai tukar rupiah. Saat ini, BI sedang fokus untuk menstabilkan nilai tukar yang mengalami tren pelemahan belakangan ini. BI menargetkan agar rupiah tetap stabil di kisaran Rp 15.700 hingga Rp 16.100 per dolar AS pada akhir tahun ini.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat pada hari Selasa (9/7/2024), di level Rp 16.251 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini membuat rupiah menguat 0,04% dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di Rp 16.258 per dolar AS.
Selain itu, Perry mengungkapkan, BI juga melakukan intervensi pasar valas dan menarik investasi portofolio melalui Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Dia menambahkan, BI juga terus memaksimalkan pengendalian inflasi di berbagai daerah.
Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menjelaskan bahwa pernyataan BI sejalan dengan kebijakan pelonggaran moneter yang akan dilakukan oleh Federal Reserve (The Fed) AS. Audi menyimpulkan bahwa pelonggaran ini mencerminkan kebijakan yang dilakukan oleh The Fed, dan ia memperkirakan aliran modal asing akan kembali ke Indonesia seiring dengan pemangkasan suku bunga AS yang hanya berselisih 75 bps dengan Indonesia.
Menurut Audi, data dari CME FedWatch Tools menunjukkan peluang sebesar 68% untuk pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bps pada bulan September 2024, yang kemungkinan akan diikuti dengan pemangkasan tambahan 25 bps pada Desember 2024. Hal ini membuat semester kedua tahun 2024 menjadi periode yang berpotensi untuk aliran kembali investasi ke Indonesia.