[Medan | 16 Januari 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (15/1/2025) menguat signifikan, menyusul keputusan Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan dari 6,00% menjadi 5,75%. IHSG ditutup naik 1,77% ke level 7.079, kembali melewati batas psikologis 7.000 setelah sebelumnya terpuruk di level 6.900.
Kenaikan IHSG ini ditopang oleh sembilan sektor, dengan sektor keuangan mencatat lonjakan tertinggi sebesar 3,12%. Berikutnya, sektor properti dan real estat naik 2,63%, diikuti oleh sektor barang konsumsi nonprimer sebesar 1,29%, teknologi 1,10%, serta barang konsumsi primer dan infrastruktur yang masing-masing menguat 1,02% dan 1,01%. Sektor transportasi dan logistik, energi, serta kesehatan juga mencatat kenaikan masing-masing sebesar 0,77%, 0,58%, dan 0,54%. Namun, dua sektor mencatat pelemahan, yakni sektor barang baku yang turun 0,55% dan sektor perindustrian yang melemah 0,18%.
Selain pemangkasan BI Rate, BI juga menurunkan suku bunga deposit facility menjadi 5% dan lending facility menjadi 6,5%. Keputusan ini mengejutkan pasar, mengingat konsensus Bloomberg yang melibatkan 38 institusi memperkirakan BI Rate tetap di 6% pada RDG kali ini.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa inflasi pada akhir 2024 mencapai 1,57% (yoy), terendah sejak 1958, didorong oleh normalisasi harga pangan dan penyesuaian harga pemerintah. BI optimis inflasi akan tetap dalam target 1,5%–3,5% hingga 2026.
Meski rupiah sempat melemah sebesar 1% (point-to-point) hingga 14 Januari 2025, posisinya relatif lebih baik dibandingkan mata uang regional seperti rupee, peso, dan baht, yang masing-masing terdepresiasi 1,2%, 1,33%, dan 1,92%. Perry menyebutkan, stabilitas rupiah didukung oleh aliran modal asing, imbal hasil domestik yang menarik, dan prospek ekonomi nasional yang solid. Ke depan, BI tetap berkomitmen menjaga stabilitas rupiah melalui kebijakan dan langkah-langkah yang mendukung perekonomian.