[Medan | 7 Mei 2025] Investor kawakan Garibaldi Thohir atau yang akrab disapa Boy Thohir kembali memperluas portofolio investasinya di pasar modal Indonesia. Kali ini, ia melakukan aksi beli saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) sebanyak 46,8 juta lembar saham di tengah kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih berfluktuasi.
Dengan mengacu pada harga penutupan MBMA sebesar Rp 360 per saham pada Selasa (6/5/2025), total nilai investasi Boy Thohir diperkirakan mencapai sekitar Rp 16,8 miliar.
Boy Thohir menyatakan bahwa keputusan investasinya dilandasi oleh keyakinan terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang dinilai tetap solid, meskipun dihadapkan pada tantangan global seperti perang tarif. Keyakinan tersebut turut diperkuat oleh rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 sebesar 4,87% year-on-year. Angka tersebut dianggap cukup baik dalam konteks ketidakpastian global.
Menurut Boy Thohir, pemilihan saham MBMA bukan hanya karena ia merupakan salah satu pendiri Merdeka Group, tetapi juga karena ia melihat prospek jangka panjang perusahaan yang kuat. MBMA dinilai berada di posisi strategis dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) nasional — sektor yang terus mendapat dukungan dari pemerintah Indonesia.
Boy menekankan bahwa tren elektrifikasi dan dorongan pemerintah terhadap hilirisasi industri nikel menjadi fondasi utama bagi pertumbuhan MBMA ke depan.
Menambah daya tarik MBMA, perusahaan ini belum lama ini menandatangani perjanjian definitif dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co Ltd (Huayou), perusahaan asal China yang merupakan salah satu pemain global di industri baterai. Kedua pihak sepakat membangun fasilitas pengolahan bahan baku baterai EV menggunakan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) di Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah. Proyek ini dinilai akan meningkatkan nilai tambah dari sumber daya nikel Indonesia serta memperkuat rantai pasok baterai EV domestik.
Masuknya Boy Thohir ke saham MBMA menjadi katalis positif dan sinyal kepercayaan investor domestik terhadap prospek industri EV Indonesia. Aksi ini bisa mendorong minat investor ritel dan institusi untuk melirik saham-saham di sektor energi terbarukan dan hilirisasi nikel.