[Medan | 9 Januari 2025] Harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) merosot 4,10% pada perdagangan Rabu (8/1/2025), menyusul pengumuman perusahaan untuk menutup bisnis marketplace dan beralih fokus ke produk virtual.
Langkah ini mendapat sorotan dari pasar karena dianggap dapat memengaruhi kinerja keuangan dan prospek jangka panjang Bukalapak. Menurut manajemen, keputusan tersebut merupakan bagian dari transformasi perusahaan untuk lebih memusatkan perhatian pada produk virtual, seperti token listrik, pulsa, dan paket data.
Restrukturisasi ini juga berdampak pada pemutusan hubungan kerja di berbagai divisi terkait, yang akan berlangsung selama dua kuartal, yakni pada kuartal IV/2024 dan kuartal I/2025. Meski begitu, manajemen menegaskan bahwa operasional BUKA tetap berjalan normal tanpa perubahan signifikan di segmen bisnis intinya. Dengan organisasi yang lebih ramping dan efisien, Bukalapak berharap dapat memberikan nilai optimal kepada pemegang saham dan para pemangku kepentingan.
Keputusan untuk menutup layanan marketplace ini kemungkinan mencerminkan upaya strategis Bukalapak dalam mengurangi beban operasional. Bisnis marketplace sering kali menanggung biaya besar seperti subsidi ongkir, diskon, pemasaran, dan logistik, yang membebani profitabilitas perusahaan. Sebaliknya, fokus pada produk virtual dengan margin lebih tinggi dan biaya logistik yang minimal diharapkan dapat meringankan tekanan pada laporan keuangan perusahaan.
Namun, langkah ini juga dapat memunculkan keraguan di kalangan investor. Keputusan meninggalkan segmen marketplace yang sangat kompetitif bisa dilihat sebagai pengakuan atas tantangan yang tidak dapat diatasi oleh Bukalapak. Meskipun strategi ini berpotensi membawa stabilitas jangka panjang, ada risiko kehilangan kepercayaan investor yang mengharapkan pertumbuhan agresif di industri e-commerce Indonesia.