[Medan | 28 Juni 2024] PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan bijih nikel ini telah memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp 1,6 triliun atau setara dengan 30% dari laba bersih tahun buku 2023. Dengan begitu, setiap pemegang saham akan menerima dividend sebesar Rp 25,35 per saham. Keputusan pembagian dividen NCKL ini pun telah disepakati dalam Rapat Pemegang Umum Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada hari Kamis (27/6/2024).
Sebagai informasi, pendapatan NCKL di sepanjang tahun 2023 meningkat secara signifikan sebesar 149,35% menjadi Rp 23,85 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 9,56 triliun. Secara rinci, pendapatan dari bisnis pengolahan nikel berkontribusi sebesar Rp 20,76 triliun, kemudian pendapatan dari bisnis penambangan nikel sebesar Rp 3 triliun.
Sementara dilihat dari sisi pelanggan atau pihak ketiga, NCKL paling banyak menjual nikelnya kepada Lygend Resources & Technology Co Ltd (China) dengan kontribusi sebesar Rp 10,3 triliun, yang meningkat 89% dari tahun sebelumnya. Bisnis pengolahan nikel NCKL kepada Ningbo Lygend Wisdom Co Ltd (China) juga menghasilkan pendapatan yang signifikan sebesar Rp 7,43 triliun. Pendapatan dari penjualan nikel kepada Glencore International AG (Swiss) juga meningkat menjadi Rp 2,77 triliun. Kemudian, pendapatan NCKL dari bisnis penambangan nikel kepada pihak berelasi pada 2023 juga naik menjadi Rp 3 triliun dari Rp 2,46 triliun.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok penjualan NCKL juga ikut naik menjadi Rp 15,82 triliun, meningkat 218,48% dari tahun sebelumnya. Begitu juga dengan beban penjualan, umum, dan administrasi yang mencatatkan kenaikan. Meskipun begitu, laba bersih NCKL berhasil meningkat 20,40% dari Rp 4,66 triliun menjadi Rp 5,61 triliun.
Di sisi lain, perusahaan berhasil menurunkan liabilitasnya dari sebesar Rp 20,37 triliun menjadi Rp 16,89 triliun. Sedangkan aset perusahaan tercatat meningkat dari Rp 34,6 triliun menjadi Rp 45,28 triliun dan ekuitas perusahaan juga berhasil meningkat dari Rp 14,22 triliun menjadi Rp 28,39 triliun.