Pada hari Minggu (21/5/2023), China telah mengumumkan bahwa Micron, produsen chip memori terbesar di Amerika Serikat, telah gagal dalam pemeriksaan keamanan jaringannya dan akan dilarang menjual ke operator infrastruktur penting.
Adapun, langkah China dalam melarang perusahaan AS Micron, untuk menjual chip memori ke sektor dalam negeri telah meningkatkan ketegangan dalam sengketa perdagangan yang sedang berlangsung dengan Washington.
Sementara itu, analis di Jefferies memperkirakan memperkirakan bahwa dampak dari larangan ini cukup minimal bagi Micron, mengingat mayoritas pelanggan utamanya di China adalah pemain elektronik konsumen, seperti pembuat smartphone dan komputer, bukan pemasok infrastruktur.
Produk DRAM dan NAND Micron diketahui memiliki jumlah server yang jauh lebih sedikit, sehingga sebagian besar pendapatannya di China tidak berasal dari perusahaan telekomunikasi dan pemerintah. Oleh karena itu, analis memperkirakan bahwa dampak akhir pada Micron akan cukup minim.
Di sisi lain, beberapa analis mengindikasikan bahwa pemain domestik mungkin memperoleh keuntungan dari keputusan China atas tinjauan Micron, yang membantu menaikkan saham beberapa pembuat chip lokal pada hari Senin.
Adapun saham Gigadevice Semiconductors (603986.SS), Ingenic Semiconductor (300223.SZ), teknologi Shenzhen Kaifa (000021.SZ) dibuka naik 3% hingga 8% sebelum memangkas kenaikan. Sementara itu, saham pesaing utama Micron juga terpantau naik, dengan Samsung Electronics Korea Selatan (005930.KS) dan SK Hynix (000660.KS) masing-masing naik 0,9% dan 2,1%.