[Medan | 15 Maret 2024] PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) telah memutuskan untuk membagikan dividen tunai sebesar Rp 33,28 triliun atau setara dengan Rp 270 per saham. Keputusan pembagian dividen BCA ini pun telah disepakati dalam Rapat Pemegang Umum Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada hari Kamis (14/3/2023).
Besaran dividen final ini juga sudah termasuk dividen interim yang sudah dibagikan pada akhir tahun 2023 lalu, dimana besaran dividen interimnya senilai Rp 5,2 triliun. Dengan begitu, sisa dividen yang akan dibayarkan adalah senilai Rp 28,04 triliun atau setara dengan Rp 227,5 per saham. Nilai dividen tunai per saham ini pun mengalami kenaikan sebesar 31,7% dibandingkan dengan tahun buku 2022.
Sebagai informasi, BBCA berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih konsolidasi sebesar 19,4% menjadi Rp 48,6 triliun di sepanjang tahun 2023. Pertumbuhan laba BCA itu pun didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) sebesar 17,5% YoY menjadi Rp 75,4 triliun di tahun 2023. Pendapatan selain bunga juga tumbuh sebesar 5,5% YoY menjadi Rp 23,9 triliun, sehingga total pendapatan operasional mencapai Rp 99,3 triliun atau naik sebesar 14,4% YoY.
Selain itu, penyaluran kredit per Desember 2023 BCA juga tercatat naik 13,9% YoY menjadi Rp 810,4 triliun. Pertumbuhan kredit ini didorong oleh peningkatan di berbagai segmen kredit, di antaranya kredit korporasi yang tumbuh 15,0% YoY mencapai Rp 368,7 triliun, sedangkan kredit komersial naik 7,5% YoY mencapai Rp 126,8 triliun. BBCA juga mencatatkan peningkatan outstanding KPR sebesar 11,7% YoY menjadi Rp 121,8 triliun, dan KKB naik 20,8% YoY mencapai Rp 56,9 triliun per Desember 2023.
Sementara itu, Rasio loan at risk (LAR) membaik ke 6,9% per akhir 2023, dibandingkan 10,4% pada 2022 lalu. Rasio kredit bermasalah (NPL) juga terjaga di angka 1,9% pada 2023. Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 6,0% YoY mencapai Rp 1.102 triliun, sehingga mendorong kenaikan total aset BCA sebesar 7,1% YoY menjadi Rp 1.408 triliun.