[Medan | 16 April 2025] Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali melesat pada perdagangan Selasa (15/4/2025), ditutup naik 1,64% ke level Rp1.860 per saham. Kenaikan ini memperpanjang reli penguatan ANTM menjadi lima hari berturut-turut, dengan akumulasi kenaikan mingguan yang impresif, mencapai 37,86%.
Lonjakan harga saham ANTM didorong oleh berbagai katalis positif. Salah satu faktor utamanya adalah konsistensi aksi beli bersih (net buy) oleh investor asing selama empat hari terakhir. Pada perdagangan Senin (14/4), asing memborong saham ANTM senilai Rp107 miliar di pasar reguler, dan sepanjang sepekan total net buy mencapai Rp224 miliar. Ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor global terhadap prospek jangka menengah Antam sebagai emiten berbasis komoditas strategis.
Dukungan juga datang dari internal perusahaan. Direktur Utama ANTM, Nicolas D. Kanter, turut membeli 376.500 saham ANTM pada 10 April 2025 di harga Rp1.590 per saham, senilai Rp598,6 juta. Transaksi ini diumumkan melalui keterbukaan informasi pada Selasa (15/4/2025). Sebelumnya, Nicolas tidak memiliki saham ANTM, sehingga kini ia memegang sekitar 0,0015% saham perusahaan. Corporate Secretary Division Head ANTM, Syarif Faisal Alkadrie, menjelaskan bahwa pembelian ini murni bersifat investasi pribadi.
Langkah ini dipandang sebagai sinyal kuat bahwa manajemen percaya pada prospek pertumbuhan perusahaan, sekaligus memperkuat sentimen positif pasar.
Dari sisi fundamental, ANTM mencatatkan kinerja yang mengesankan. Sepanjang tahun 2024, perusahaan membukukan laba bersih Rp3,85 triliun, tumbuh 25% dibanding tahun sebelumnya. Pendapatan melonjak ke rekor tertinggi Rp69,19 triliun, sementara EBITDA meningkat menjadi Rp6,73 triliun dari Rp6,55 triliun pada 2023.
Tidak hanya itu, penguatan saham ANTM juga mendapat dukungan dari lonjakan harga emas dunia, yang kembali menjadi primadona di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Kecemasan pasar terhadap rencana kebijakan tarif tambahan dari Presiden AS Donald Trump telah mendorong investor global mengalihkan asetnya ke instrumen lindung nilai seperti emas, yang dikenal sebagai safe haven saat kondisi geopolitik dan ekonomi tak menentu. Sebagai produsen emas, kinerja ANTM secara langsung diuntungkan oleh tren bullish harga emas ini.