[Medan | 6 Agustus 2025] Investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah menantikan pengumuman hasil peninjauan indeks oleh Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang akan dirilis pada 7 Agustus 2025. Keputusan ini akan berlaku efektif mulai 27 Agustus 2025 dan diperkirakan memicu pergerakan signifikan pada sejumlah saham.
MSCI adalah indeks global yang menjadi acuan manajer investasi di seluruh dunia. Ketika sebuah saham masuk ke indeks ini, permintaan biasanya melonjak karena otomatis dibeli oleh dana pasif yang mengikuti komposisi MSCI. Oleh karena itu, rebalancing MSCI selalu ditunggu oleh para pelaku pasar.
Beberapa saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, seperti PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dinilai memiliki peluang kuat untuk masuk ke dalam indeks, seiring dengan meningkatnya likuiditas dan kapitalisasi pasar ketiga saham ini.
Riset dari Samuel Sekuritas juga menyoroti PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). DSSA berpotensi masuk ke MSCI Indonesia Big Cap Index berkat kapitalisasi pasar free float yang mencapai US$6,6 miliar dan rata-rata transaksi harian US$7,2 juta, melebihi persyaratan minimum. SSIA, di sisi lain, berpeluang masuk MSCI Small Cap Index setelah harga saham melonjak pasca-akuisisi saham oleh Grup Djarum, meningkatkan free float dan menarik minat investor asing.
Selain itu, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga masuk radar kandidat. Menurut Mirae Asset Sekuritas, ANTM memiliki kapitalisasi pasar free float yang besar dan likuiditas harian yang memadai, sehingga memenuhi kriteria MSCI. Dukungan tambahan datang dari tren positif harga nikel global dan prospek bisnis hilirisasi yang memperkuat fundamental perusahaan.
Tak ketinggalan, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) disebut oleh analis MNC Sekuritas memiliki peluang masuk ke MSCI Small Cap Index, dengan free float 35% dan transaksi harian tinggi. Namun, agar memenuhi syarat kapitalisasi pasar, harga BRMS idealnya bertahan di atas Rp490–Rp500 per saham.
Di sisi lain, saham seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) memiliki fundamental kuat, tetapi tantangan kepemilikan publik yang relatif kecil masih menjadi penghalang.
Masuknya saham-saham ini ke indeks MSCI tidak hanya meningkatkan visibilitas di mata investor global, tetapi juga berpotensi mendatangkan arus dana asing yang signifikan. Analis menilai, momentum ini dapat menjadi katalis tambahan bagi IHSG, yang saat ini tengah berupaya menembus level psikologis 8.000. Meskipun begitu, investor tetap perlu waspada terhadap aksi ambil untung setelah pengumuman resmi, mengingat sejumlah saham kandidat telah mengalami reli yang cukup tinggi menjelang rebalancing.