Pada hari Senin (21/8/2023), China memangkas suku bunga acuan pinjaman satu tahun karena pihak berwenang berusaha untuk meningkatkan upaya guna merangsang permintaan kredit. Meskipun begitu, suku bunga lima tahunan tak berubah di tengah melemahnya mata uang yuan.
Adapun, suku bunga dasar pinjaman satu tahun (LPR) China diturunkan 10 basis poin menjadi 3,45% dari 3,55%. Sementara itu, LPR lima tahun dipertahankan pada 4,20%. Pemotongan suku bunga ini pun merupakan upaya pemerintah untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi negara yang masih lesu saat ini.
Sebagai informasi, pemulihan China tampaknya terhambat, karena merosotnya biaya properti hingga melemahnya biaya konsumen dan jatuhnya pertumbuhan kredit. Selain itu, baru-baru ini, raksasa properti asal China, Evergrande, juga resmi bangkrut setelah mengalami gagal bayar sebesar US$340 atau sekitar Rp 4.400 triliun pada tahun 2021 lalu.
Di sisi lain, Yuan dalam negeri melemah di awal perdagangan menjadi 7,3078 per dolar, dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di 7,2855, sementara indeks Shanghai Composite dan indeks CSI 300 juga menurun. Yuan sendiri telah kehilangan hampir 6% terhadap dolar sepanjang tahun 2023 ini dan menjadi salah satu mata uang Asia dengan kinerja terburuk.