Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pasca pengumuman pertumbuhan ekonomi nasional terpantau tetap berada di zona hijau. Pada perdagangan Senin (5/5/2025), IHSG ditutup menguat 0,24% ke level 6.831.
Analis sekaligus VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi menjelaskan bahwa penguatan IHSG didorong oleh masuknya dana asing senilai Rp 83 miliar di seluruh pasar. Selain itu, adanya spekulasi pasar terhadap rilis kinerja keuangan kuartal I-2025 turut memberikan sentimen positif bagi sejumlah emiten.
Dari sisi makroekonomi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 hanya mencapai 4,87% secara tahunan (yoy), atau mengalami kontraksi 0,98% dibandingkan kuartal sebelumnya. Ini merupakan laju pertumbuhan paling lambat dalam tiga setengah tahun terakhir, bahkan lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,02%, dan menjadi titik terendah sejak kuartal III-2021.
Namun demikian, menurut Economist Panin Sekuritas Felix Darmawan, pelaku pasar cenderung berpandangan ke depan dan melihat prospek jangka menengah hingga panjang. Selama pemerintah menunjukkan komitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui stimulus atau reformasi, maka IHSG berpotensi tetap berada dalam tren penguatan.
Lebih lanjut, Felix menilai bahwa melambatnya pertumbuhan ekonomi ini justru dapat membuka ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter. Meskipun BI mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 5,75% pada April 2025, sejumlah ekonom memprediksi ada ruang untuk pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada kuartal III atau IV tahun ini, terutama jika tekanan terhadap rupiah mulai mereda dan inflasi tetap terjaga.