PT Freeport Indonesia (PTFI) mengumumkan bahwa pihaknya telah mengantongi izin ekspor konsentrat tembaga sebanyak 2,3 juta ton dari Kementerian ESDM hingga Juni 2023. Keputusan ini diambil sebagai reaksi atas keberhasilan Freeport membangun smelter tembaga baru yang akan memiliki tingkat penyelesaian 54,5% pada akhir Januari 2023.
Sebagai informasi, hasil pembangunan smelter di kawasan industri Gresik Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) ini lebih baik dari target yang ditetapkan, yaitu sebesar 52,9%. Direktur Utama Freeport Indonesia, Tony Wenas menyampaikan bahwa progres terkini pembangunan smelter sampai Februari 2023 mencapai 56,5% dengan total biaya yang telah disalurkan sebesar US$ 1,83 miliar dari total alokasi belanja modal atau Capex US$ 3 miliar.
Selain itu, di dalam Izin Usaha pertambangan Khusus (IUPK) milik Freeport, tertulis jangka waktu penyelesaian Smelter Gresik maksimal 5 tahun sejak IUPK itu diterbitkan pada Desember 2018. Sehingga penyelesaian pembangunan smelter maksimal rampung pada Desember 2023.
Namun, Tony mengatakan bahwa tantangan yang ditimbulkan oleh wabah Covid-19 selama dua tahun sebelumnya tentu akan menyebabkan pembangunan smelter yang berkapasitas 1,7 juta ton per tahun untuk mengolah konsentrat tembaga itu, akan tertunda selama satu tahun, sehingga smelter tersebut diperkirakan akan beroperasi sepenuhnya pada Desember 2024.