[Medan | 28 November 2025] PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) membuka peluang untuk kembali melakukan aksi korporasi berupa Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue pada 2026. Aksi tersebut saat ini masih dalam tahap kajian bersama para pemegang saham dan pemangku kepentingan.
Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto Oentoro, menyampaikan bahwa opsi rights issue lanjutan selaras dengan roadmap aksi korporasi perseroan pada 2026 untuk memperkuat kinerja bisnis grup. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan langkah tersebut akan diambil sebagai bagian dari strategi memperkuat struktur keuangan Garuda Indonesia pasca-restrukturisasi.
Sebelumnya, Garuda Indonesia telah menyelesaikan rights issue melalui anak usahanya, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI), pada akhir Oktober 2025. Dalam aksi tersebut, GMFI menerbitkan maksimal 124,27 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp25 per saham, disertai penyetoran modal nontunai (inbreng) dari PT Angkasa Pura Indonesia (API).
Inbreng yang diberikan berupa lahan operasional seluas 972.123 meter persegi di kawasan Bandara Internasional Soekarno–Hatta senilai Rp5,66 triliun, mencakup wilayah hanggar utama GMFI. Aksi ini ditujukan untuk memperkuat permodalan sekaligus membalikkan posisi ekuitas GMFI yang sebelumnya negatif.
Dengan tambahan aset tersebut, ekuitas GMFI diproyeksikan berbalik positif dari minus US$ 248,99 juta menjadi positif US$ 102,87 juta. Direktur Utama GMFI, Andi Fahrurrozi, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari rangkaian restrukturisasi Garuda Indonesia yang didukung pemerintah, sekaligus mengukuhkan integrasi ekosistem aviasi nasional di bawah Angkasa Pura Indonesia.
Dengan struktur modal yang lebih kuat dan aset strategis di lokasi utama operasional, GMFI menegaskan kesiapan untuk memperluas kapasitas bisnis, meningkatkan kemandirian operasional, dan memperkuat posisinya sebagai penyedia layanan MRO terintegrasi di level global.

