Mayoritas emiten batubara terpantau menguat pada perdagangan sesi I hari Rabu (23/8/2023). Adapun, per pukul 10:58 WIB, dari 20 saham batubara RI, 13 saham terpantau menguat, 2 saham cenderung stagnan, dan 5 saham sisanya terpantau melemah.
Sebagai informasi, saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) memimpin penguatan saham-saham batubara RI pada hari Rabu, dengan melonjak 5,58% ke posisi Rp 416 per saham. Namun sayangnya, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) terpantau terkoreksi 0,47% menjadi Rp 2.120 per saham.
Harga batubara Newcastle kontrak berjangka Agustus 2023 sendiri naik US$ 0,75 menjadi US$ 150 per ton, sedangkan kontrak berjangka September 2023 menguat US$ 2,75 menjadi US$ 164,75 per ton, dan kontrak berjangka Oktober 2023 bertambah US$ 2,60 menjadi US$ 166,75 per ton.
Sementara itu, harga batubara Rotterdam kontrak berjangka Agustus 2023 naik U$ S 0,30 menjadi US$ 118,80, dan kontrak berjangka September 2023 menguat US$ 3 menjadi US$ 128,65 dan kontrak berjangka Oktober 2023 meningkat U$S 2,80 menjadi US$ 129,30.
Melesatnya harga batubara ini pun terjadi seiring dengan tingginya impor China dari Australia yang tertinggi dalam tiga tahun, lalu permintaan India yang kembali membaik, serta potensi pemogokan serikat kerja gas alam cair (LNG/Liquified Natural Gas) di Australia. Gas sendiri merupakan sumber energi substitusi batubara yang banyak digunakan negara Eropa, sehingga gangguan pasokan gas tentunya akan turut mendorong harga batubara.