[Medan | 7 Maret 2024] Ketegangan geopolitik yang terus meningkat di Timur Tengah dan antara Rusia-Ukraina, bersama dengan spekulasi mengenai kemungkinan penurunan suku bunga di Amerika Serikat (AS) pada bulan Juni mendatang, telah mendorong harga emas hingga menyentuh US$ 2.127,54 per troy ons pada perdagangan hari Selasa (5/3/2024).
Harga penutupan tersebut pun merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. Bahkan, harga emas sempat menyentuh level US$ 2.141,59 per troy ons sebelum penutupan, mengalahkan rekor intraday tertinggi pada 4 Desember 2023 di level US$ 2.135,4 per troy ons. Harga emas juga sudah mencetak rekor selama tiga hari beruntun, yaitu pada Jumat pekan lalu, Senin kemarin, dan perdagangan kemarin.
Harga saham yang meroket ini pun berpotensi menguntungkan emiten-emiten yang bergerak di bidang pertambangan emas, seperti contohnya PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Adapun harga saham ANTM terpantau menguat 4,45% ke level Rp 1.525 per saham pada perdagangan hari Rabu (6/3/2024).
ANTM sendiri menetapkan target peningkatan produksi dan penjualan untuk komoditas andalannya, seperti emas dan nikel pada tahun 2024. Untuk bijih nikel, ANTM menargetkan produksi konsolidasian sebesar 20,58 juta wet metric ton (wmt) dan penjualan mencapai 18,75 juta wmt. Angka ini menunjukkan kenaikan signifikan dari capaian produksi dan penjualan bijih nikel pada tahun 2023. Sementara untuk komoditas emas, ANTM menetapkan target produksi sebesar 958 kg dan penjualan sebesar 37.354 kg pada tahun 2024. Hal ini mencerminkan kenaikan sebesar 43% dari capaian penjualan emas pada tahun 2023.
Adapun menurut riset PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dalam segmen nikel, volume penjualan bijih nikel Antam pada tahun 2023 mengungguli perkiraan mereka, sementara penjualan Ferro Nikel (FeNi) tidak sesuai dengan prediksi. Dengan hasil operasional tersebut, mereka memperkirakan pendapatan ANTM akan mengalami penurunan sebesar 2%-3% dari estimasi awal sekitar Rp41,7 triliun, tetapi masih sesuai dengan ekspektasi secara keseluruhan.
Sementara itu, proyeksi EBITDA dan margin laba bersih ANTM diperkirakan mencapai 12% dan 9%. Secara keseluruhan, Mirae Asset Sekuritas Indonesia tetap mempertahankan perkiraan EBITDA sebesar Rp4,8 triliun dan laba bersih sebesar Rp3,7 triliun. Dengan mengacu pada berbagai data proyeksi perusahaan dan sentimen harga emas yang melonjak belakangan ini, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memberikan rekomendasi Buy untuk ANTM dengan target harga saham sebesar Rp 1.700 per saham.