[Medan | 15 April 2024] Harga emas kembali naik pekan ini di tengah memanasnya serangan Iran ke Israel. Adapun pada perdagangan hari Jumat (12/4/2024), harga emas terpantau naik di atas US$2.400 per ons ke rekor tertinggi sepanjang masa.
Kenaikan harga ini pun dipicu oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, sehingga investor mencari perlindungan dalam aset yang aman atau safe haven. Dengan meroketnya harga emas, maka emiten-emiten yang bergerak di bidang pertambangan emas ini bakal diuntungkan, seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), dan juga PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
ANTM sendiri mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang tahun 2023, dimana laba bersih ANTM turun 19,45% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp 3,07 triliun pada 2023, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp 3,82 triliun. Turunnya laba bersih ANTM ini pun sejalan dengan penjualan yang merosot 10,63% menjadi Rp 41,04 triliun 2023, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 45,93 triliun.
Sementara itu, HRTA mencatatkan penjualan sebesar Rp 12,85 triliun sepanjang 2023, naik 85,35% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 6,91 triliun. Laba bersih HRTA pun melonjak 20,62% menjadi Rp 305,8 miliar pada 2023, naik dari tahun 2022 sebesar Rp 253,5 miliar. Adapun di tahun ini, HRTA menargetkan pertumbuhan 30% dan laba bersih sebesar 15% sepanjang tahun 2024. Kinerja tersebut akan ditopang oleh penjualan dalam negeri sebesar 60% dan ekspor sebesar 40%.
Di sisi lain, AMMN pada tahun 2023 membukukan penjualan sebesar US$ 2,03 miliar. Capaian tersebut pun anjlok 28,15% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 2,83 miliar. Sejalan dengan itu, laba bersih AMMN juga tercatat turun sebesar 76,94% menjadi US$ 252,14 juta, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 1,09 miliar.