[Medan | 22 April 2025] Harga emas dunia kembali mencatatkan rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin, 21 April 2025, dipicu oleh pelemahan dolar AS dan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global akibat memanasnya tensi dagang antara Amerika Serikat dan China. Kondisi ini meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Harga emas spot tercatat naik 1,7% ke level US$ 3.385,28 per ons pada pukul 08.15 GMT atau 15.05 WIB. Bahkan, pada sesi awal perdagangan, harga sempat menyentuh rekor tertinggi di US$ 3.395,95 per ons, atau naik 2%.
Kebijakan tarif proteksionis Presiden AS Donald Trump dan ketidakpastian arah kebijakan perdagangannya mengguncang pasar global serta menekan prospek pertumbuhan ekonomi AS. Hal ini membuat investor global mengalihkan portofolio mereka dari aset berisiko ke aset lindung nilai seperti emas.
China pun memperingatkan negara-negara lain agar tidak membuat kesepakatan perdagangan dengan AS yang bisa merugikan kepentingan Tiongkok. Sentimen negatif juga diperparah oleh serangan Trump terhadap Ketua The Fed Jerome Powell, yang menyebabkan indeks dolar AS terpuruk ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun.
Di dalam negeri, reli harga emas global turut mendorong kenaikan harga saham emiten tambang emas. Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menguat 7,46%, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik 3,04%, dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) terapresiasi 4,31%. Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) melonjak 3,26%, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) naik 5,23%, dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) bahkan melesat 10,63%.
Analis pasar modal Michael Yeoh menyebut ANTM dan BRMS sebagai dua saham paling menarik saat ini. ANTM tercatat membukukan pertumbuhan laba sebesar 21% secara tahunan (YoY), serta mendapat aliran dana asing secara konsisten, di tengah tekanan capital outflow yang dialami sektor perbankan dan saham-saham big cap lainnya.
Selain itu, aksi korporasi salah satu direktur ANTM yang rutin menambah kepemilikan sahamnya turut menjadi sinyal positif bagi investor. Sementara BRMS mencatat lonjakan laba hingga 84% YoY, didorong oleh kenaikan harga emas yang terus menembus rekor.