[Medan | 23 April 2024] Harga nikel pada awal perdagangan hari Senin (22/4/2024) mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Adapun harga nikel untuk tiga bulan pada London Metal Exchange (LME) pada 02.00 GMT naik 0,8% menjadi US$ 19.740 per ton. Sementara harga nikel untuk kontrak pengiriman Juni melonjak 6% menjadi US$ 20.389,68 per ton, menjadi level tertinggi sejak Oktober 2023.
Peningkatan harga ini pun didorong oleh kekhawatiran pasar akan rencana pemerintah China yang ingin meningkatkan pembelian untuk menambah persediaan, yang memicu kekhawatiran akan ketatnya pasokan. Sebagai informasi, menurut sumber industri dari Reuters, penimbun China, Badan Pangan dan Cadangan Strategis Nasional, berencana membeli nikel pig iron (NPI), bahan baku utama untuk baja tahan karat.
Kondisi ini kemudian diperparah adanya larangan impor logam dari Rusia oleh Washington dan London. Sebagai informasi, Rusia merupakan salah satu pemasok utama untuk nikel dan aluminium, sehingga hal ini juga meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan global. Lembaga riset yang didukung oleh pemerintah China, Antaike, memperkirakan prospek logam termasuk tembaga, emas, dan aluminium akan tetap kuat di tengah meningkatnya prospek permintaan China dan ketidakpastian makro.
Selain nikel, harga-harga komoditas logam lainnya juga turut mengalami kenaikan. Mulai dari timah yang naik 1% menjadi US$ 35.950, aluminium naik 0,3% menjadi US$ 2.678 per ton, dan seng naik 0,4% menjadi US$2.863,50. Seiring dengan kenaikan harga komoditas ini, sejumlah saham yang bergerak di pertambangan nikel hingga timah pun terpantau meroket pada perdagangan Senin (22/4/2024).
Adapun saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) ditutup naik 3,49% ke level Rp 1.335 per saham pada perdagangan hari Senin. Sementara itu, saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) juga ditutup melesat 9,66% ke level Rp 965 per saham, kemudian saham PT Timah Tbk (TINS) juga turut melonjak 6,50% ke level Rp 1.065 per saham, dan saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) juga meningkat 12,24% ke level Rp 165 per saham.