[Medan | 1 Mei 2024] Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terpantau terus mengalami penurunan hingga ditutup di level Rp 4.770 per saham pada perdagangan hari Senin (29/4/2024). Penurunan harga saham BBRI tak lepas dari gencarnya investor asing yang melepas saham BBRI. Adapun pada awal pekan kemarin, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 400,95 miliar di seluruh pasar. Lantas, apakah ini menjadi kesempatan untuk akumulasi, atau justru sudah waktunya untuk keluar?
Anjloknya saham BBRI sendiri terjadi karena ada ekspektasi bahwa kinerja perusahaan pada tahun 2024 akan melambat. Ini terutama disebabkan oleh berakhirnya insentif restrukturisasi kredit UMKM Covid-19 pada Maret 2024. Kondisi ini menyebabkan BBRI menghadapi peningkatan dalam rasio kredit bermasalah dan memerlukan lebih banyak cadangan untuk mengantisipasi NPL, yang menghambat pertumbuhan laba bersih.
Selain itu, suku bunga yang tinggi juga berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan berdampak negatif kepada BBRI, mengingat perlambatan ekonomi lebih terasa di segmen menengah ke bawah, yang merupakan target utama pasar kredit usaha mikro BBRI. Pelemahan kurs rupiah juga memberikan tekanan tambahan pada saham bank, khususnya BBRI. Pasalnya, pelemahan rupiah ini meningkatkan risiko inflasi, yang kemudian dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan berdampak lebih besar pada BBRI karena fokusnya pada segmen pasar mikro.
Meskipun begitu, fundamental BBRI hingga kuartal I-2024 masih terpantau cukup solid. Penurunan saham BBRI ini hanya terjadi karena kurangnya sentimen yang dapat membuat BBRI dinilai lebih tinggi dalam jangka pendek. Di sisi lain, para analis justru melihat ini sebagai peluang bagi investor untuk mulai mengakumulasi saham BBRI untuk investasi jangka panjang karena harganya yang sudah murah. Pasalnya, saham BBRI sendiri termasuk satu dari 45 saham anggota Indeks LQ45 alias yang memiliki fundamental kuat dan nilai kapitalisasi pasar terbesar.