[Medan | 21 Maret 2025] Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami kenaikan tipis sebesar 0,90% ke level Rp8.400 per saham pada perdagangan Kamis (20/3/2025). Pergerakan saham BBCA cenderung sideways meskipun hari tersebut merupakan cum date di pasar reguler dan pasar negosiasi.
Sebagai informasi, cum date adalah hari terakhir bagi investor untuk membeli saham agar tetap berhak mendapatkan dividen. Biasanya, permintaan saham meningkat pada cum date sehingga harga saham cenderung naik.
Sementara itu, ex date merupakan hari di mana investor yang baru membeli saham tidak lagi berhak atas dividen. Pada ex date, harga saham umumnya akan turun sekitar jumlah dividen yang dibagikan, terutama karena aksi jual dari investor yang hanya mengincar dividen (dividend hunter). Namun, jika prospek bisnis emiten masih kuat, harga saham bisa cepat pulih setelah ex date.
BBCA sendiri telah menetapkan dividen sebesar Rp 37 triliun atau Rp 300 per saham dari laba tahun buku 2024. Sebelumnya, perusahaan telah membagikan dividen interim Rp 50 per saham, sehingga pemegang saham masih akan menerima dividen final sebesar Rp 250 per saham.
Menariknya, saat IHSG mengalami kejatuhan hingga trading halt pada Selasa (18/3/2025), beberapa petinggi BBCA terlihat melakukan pembelian saham. Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, tercatat membeli 1.031.359 saham BBCA dengan harga rata-rata Rp 8.975,05 per saham. Dengan transaksi ini, kepemilikan Jahja meningkat menjadi 35,21 juta saham atau setara 0,029% dari sebelumnya 34,18 juta lembar atau 0,028%.
Dari sisi fundamental, Ciptadana Sekuritas Asia menilai BBCA tetap tangguh meskipun terjadi gejolak pasar dan ekonomi. Sepanjang Februari 2025, BBCA mencatat pertumbuhan laba tahunan sebesar 12%, meskipun secara bulanan mengalami penurunan 10%. Dengan prospek bisnis yang tetap solid, Ciptadana Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham BBCA dengan target harga Rp 11.600 per saham.