PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) atau dikenal dengan Harita Nickel dikabarkan berhasil mengantongi dana penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) sebesar Rp10 triliun. Mengutip Bloomberg, Harita Nickel menjual sekitar 8 miliar saham dengan harga Rp 1.250 per saham.
Sebelumnya, NCKL telah menawarkan 8,1 miliar saham untuk dijual dengan harga mulai dari Rp 1.220 hingga Rp 1.250 per saham. Data Bloomberg menunjukkan bahwa nilai emisi IPO Harita Nickel adalah yang terbesar di Indonesia tahun ini, melampaui PT Pertamina Geothermal Energy. IPO juga terjadi pada saat volatilitas tinggi dalam perdagangan ekuitas secara global, dan membantu mengkonsolidasikan ekonomi terbesar di Asia Tenggara sebagai salah satu pasar paling aktif untuk penjualan saham baru di Asia pada tahun 2023.
Di Pulau Obi di Maluku Utara, Harita menjalankan fasilitas peleburan tekanan tinggi pertama. Bijih tingkat rendah diubah oleh proses HPAL menjadi endapan nikel yang dikenal sebagai deposit hidroksida campuran, yang kemudian dapat diproses lebih lanjut untuk membuat baterai. Kapasitas manufaktur tahunan pabrik HPAL adalah 55.000 ton. Fasilitas baru ini akan meningkatkan produksi Harita menjadi 120.000 ton pada tahun berikutnya.
Pada 12 April 2023, saham Harita Nickel diharapkan melakukan debut di Bursa Efek Indonesia. Koordinator global bersama untuk IPO ini adalah Credit Suisse Group AG, BNP Paribas SA, Citigroup Inc., dan Pt Mandiri Sekuritas. Menurut Prospektus, NCKL bermaksud untuk menghabiskan 27,53 persen dari hasil dari IPO untuk menyelesaikan hutang. 2,12% untuk pengeluaran modal (CAPEX), 32,27% untuk deposito modal dan pinjaman ke anak perusahaan dan organisasi, dan 38,08% untuk modal kerja mengikuti.