[Medan | 12 Agustus 2025] Adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, kembali memperkuat kepemilikannya di PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) melalui perusahaan investasinya, PT Investasi Sukses Bersama.
Berdasarkan data keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 8 Agustus 2025, Investasi Sukses Bersama memborong 30,1 juta saham WIFI di harga rata-rata Rp2.880 per saham. Nilai transaksi tersebut mencapai sekitar Rp86,7 miliar. Dengan aksi ini, porsi kepemilikan ISB di WIFI bertambah dari 2,85 miliar saham atau setara 53,65% menjadi 2,88 miliar saham atau 54,22%.
Sebagai informasi, WIFI terus mempercepat langkah ekspansinya melalui sederet aksi korporasi strategis. Lewat anak usaha PT Jaringan Infra Andalan (JIA), perusahaan baru saja mengakuisisi PT Investasi Jaringan Nusantara (IJN) senilai Rp599,99 miliar.
Hanya berselang beberapa hari, JIA kembali melakukan manuver dengan membeli saham PT Garuda Prima Internetindo (GPI) senilai Rp250 juta. Dengan begitu, total nilai akuisisi pada Juli–Agustus 2025 mencapai sekitar Rp850 miliar, yang sebagian besar diarahkan untuk memperluas cakupan infrastruktur digital di Indonesia.
Selain aksi akuisisi, WIFI melalui anak usaha lainnya, PT Integrasi Jaringan Ekosistem (Weave), juga menjalin kemitraan strategis dengan Transvision milik CT Corp. Kolaborasi ini memadukan layanan internet berbiaya terjangkau dengan akses gratis ke konten TV Transvision melalui platform CubMu. Strategi ini diyakini dapat memperkuat penetrasi pasar ritel sekaligus meningkatkan jumlah pelanggan secara signifikan.
Manajemen WIFI menargetkan ekspansi jaringan hingga 40 juta homepass dalam lima tahun ke depan, dengan 5 juta di antaranya diupayakan tercapai pada akhir tahun ini. Target tersebut mencerminkan ambisi perusahaan untuk menjadi salah satu penyedia layanan internet terbesar di tanah air.
Beberapa pelaku pasar bahkan mulai berspekulasi bahwa, jika strategi akuisisi dan kolaborasi ini berjalan sesuai rencana, harga saham WIFI berpotensi menembus Rp5.000 dalam jangka menengah. Sentimen positif didorong oleh prospek pertumbuhan pelanggan, perluasan infrastruktur, dan model bisnis terintegrasi yang mulai terbentuk.