[Medan | 28 Juni 2024] Setelah Morgan Stanley menurunkan peringkat pasar saham Indonesia menjadi underweight, kini HSBC Holdings Plc juga memangkas rating saham Indonesia, dari overweight menjadi netral.
HSBC menyatakan bahwa penurunan peringkat ini disebabkan oleh suku bunga yang tinggi dan nilai tukar rupiah yang lemah. Selain itu, ada ketidakpastian kebijakan akibat transisi pemerintahan yang akan datang di bawah pimpinan Prabowo Subianto. Sebaliknya, HSBC justru menaikkan peringkat bursa saham Korea Selatan jadi overweight dari sebelumnya netral.
Dampak utama dari penurunan rating ini adalah berkurangnya aliran modal asing ke pasar keuangan Indonesia, khususnya pasar modal. Hal ini juga akan memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat karena adanya isu capital outflow dan berkurangnya tingkat kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia. Adapun pada perdagangan hari Rabu (26/6/2024), investor asing tercatat melangsungkan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 260,77 miliar pada perdagangan saham di pasar reguler.
Sebagai informasi, Morgan Stanley sebelumnya telah menurunkan peringkat ekuitas bursa saham Indonesia menjadi “underweight” dalam alokasi perusahaan di pasar Asia dan negara berkembang. Menurut tim strategi Morgan Stanley, ada dua risiko utama yang mendasari keputusan ini.
Pertama, ada ketidakpastian jangka pendek mengenai arah kebijakan fiskal di masa depan. Salah satu kebijakan yang menjadi sorotan adalah janji kampanye Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, untuk menyediakan makan siang dan susu bagi pelajar. Program ini diperkirakan dapat menambah beban fiskal yang signifikan, terutama di tengah prospek pendapatan negara yang menurun akibat tren normalisasi harga komoditas.
Kedua, pelemahan kurs rupiah dan posisi suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang masih tinggi juga menjadi faktor yang mengkhawatirkan. Sebagai informasi, underweight adalah rekomendasi dari analis yang menunjukkan bahwa saham tersebut diperkirakan akan berkinerja buruk di masa depan. Ini juga mengindikasikan bahwa lembaga keuangan yang memberikan rekomendasi tersebut telah mengurangi bobot kepemilikan saham tersebut.