[Medan | 9 Mei 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya tergelincir ke zona merah setelah mengalami reli selama delapan hari perdagangan berturut-turut. Pada perdagangan Kamis, 8 Mei 2025, IHSG ditutup melemah signifikan sebesar 1,42% ke level 6.827.
Pelemahan IHSG terjadi usai keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang kembali menahan suku bunga acuannya. The Fed mengumumkan kebijakan tersebut pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia. Ini menjadi kali ketiga berturut-turut The Fed menahan suku bunga sejak penurunan terakhir pada Desember 2024.
Keputusan tersebut diambil di tengah meningkatnya ketidakpastian global akibat kebijakan tarif impor besar-besaran yang diumumkan Presiden Donald Trump pada awal April lalu. Dalam pernyataannya, The Fed mengakui adanya peningkatan risiko terhadap stabilitas harga dan ketenagakerjaan, yang membuat arah kebijakan moneter ke depan menjadi penuh kehati-hatian.
Di dalam negeri, IHSG juga dibayangi oleh pelemahan cadangan devisa Indonesia. Bank Indonesia melaporkan bahwa cadangan devisa pada April 2025 turun cukup dalam menjadi US$152,5 miliar, dari posisi Maret sebesar US$157,1 miliar. Ini merupakan level terendah sejak November tahun lalu.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa penurunan cadangan devisa disebabkan oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta langkah stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan BI. Hal ini merupakan bagian dari respons terhadap meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global yang semakin menekan nilai tukar domestik.