[Medan | 18 Maret 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus mengalami tekanan pada perdagangan pagi ini hingga melemah 5,00%. Dengan ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada pukul 11:19:31 waktu JATS. Perdagangan baru akan dilanjutkan pukul 11:49:31 waktu JATS.
Jika koreksi IHSG mencapai lebih dari 5% dalam satu hari, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan trading halt selama 30 menit. Trading halt merupakan penghentian sementara perdagangan saham akibat penurunan tajam dalam waktu singkat. Kebijakan ini bertujuan untuk meredam kepanikan pasar serta memberikan waktu bagi investor untuk mengevaluasi kondisi yang terjadi.
Apabila IHSG terus merosot hingga lebih dari 10%, trading halt akan diperpanjang selama 30 menit tambahan. Sementara itu, jika penurunan melebihi 15%, BEI dapat menerapkan trading suspend, yakni penghentian perdagangan hingga akhir sesi atau lebih lama, setelah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sebagai catatan, trading halt pernah beberapa kali diberlakukan selama pandemi Covid-19. Saat itu, IHSG yang memulai tahun 2020 di level 6.300, anjlok ke bawah 6.000 pada akhir Januari, sebelum akhirnya terjun ke 3.937,63 pada 24 Maret 2020. Posisi ini menjadi yang terendah sejak 4 Juni 2012, ketika IHSG ditutup di 3.654.
Saham-saham teknologi milik konglomerat menjadi faktor utama yang menekan kinerja IHSG, diikuti oleh emiten perbankan yang juga mengalami pelemahan secara serentak. Selain itu, beberapa saham perusahaan milik konglomerat besar Indonesia turut berkontribusi terhadap penurunan indeks hari ini.
Saham DCI Indonesia (DCII) kembali menyentuh auto rejection bawah (ARB) dengan penurunan 20% ke level Rp115.800 pada perdagangan Selasa (18/3/2025). Saham ini menjadi laggard utama, menyumbang penurunan 38,23 poin terhadap IHSG.
Selain DCII, dua emiten milik taipan Prajogo Pangestu, yakni Barito Renewables Energy (BREN) dan Chandra Asri Petrochemical (TPIA), juga memberikan tekanan besar terhadap indeks dengan koreksi masing-masing sebesar 8,67 poin dan 3,43 poin.
Di sektor perbankan, saham BBCA melemah 2,33% ke level Rp8.400 pada pukul 11:11 WIB. Sementara itu, tiga bank BUMN utama juga mengalami pelemahan, dengan BBRI turun 3,66%, BMRI anjlok 4,06%, dan BBNI merosot 4,16%.
Investor saat ini cenderung wait and see, menanti berbagai data ekonomi domestik, termasuk hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang berlangsung selama dua hari mulai hari ini. Dari sisi eksternal, meskipun tidak banyak rilis data ekonomi, perhatian pasar tertuju pada keputusan suku bunga dari bank sentral Inggris serta The Federal Reserve (The Fed) yang memulai pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) untuk menentukan kebijakan moneternya.