[Medan | 25 Oktober 2024] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau anjlok 0,91% ke level 7.716 pada perdagangan hari Kamis (24/10/2024).
Sembilan indeks sektoral mendorong IHSG ke zona merah. Sektor kesehatan turun 1,51%, sektor properti dan real estat turun 1,49%, sektor bahan baku tergerus 1,34%, sektor energi melemah 1,14%, sektor transportasi dan logistik menurun 0,69%, sektor infrastruktur turun 0,69%, sektor keuangan melemah 0,67%, sektor barang konsumsi nonprimer turun 0,57%, dan sektor barang konsumsi primer melemah 0,27%. Sementara itu, dua sektor berhasil menguat, yaitu sektor teknologi naik 0,30% dan sektor industri menguat 0,09%.
Di sisi lain, saham-saham yang berhasil menguat dan menjadi top gainers termasuk PT Bukalaopak.com Tbk (BUKA) yang naik 5,26%, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) yang menguat 2,63%, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang naik 2,32%. Sementara itu, saham-saham yang mengalami penurunan signifikan antara lain PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang turun 8,58%, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) yang melemah 6,02%, dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang anjlok 2,70%.
Menurut Pilarmas Investindo Sekuritas, penurunan IHSG hari ini dipicu oleh lonjakan imbal hasil obligasi AS 10 tahun yang mencapai level tertinggi intraday sebesar 4,26%. Kenaikan ini terkait dengan komentar dari beberapa pejabat The Fed yang menyiratkan pendekatan bertahap untuk pemangkasan suku bunga.
Presiden Richmond Fed, Thomas Barkin, menyebutkan bahwa proses pengembalian inflasi ke target 2% mungkin akan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan, sehingga pasar harus menilai kembali prospek pemotongan suku bunga The Fed dalam beberapa bulan ke depan, terutama dengan latar belakang data ekonomi yang kuat dan pemilihan presiden yang akan datang.
Pilarmas juga menyoroti fokus pasar terhadap Pemilihan Presiden AS yang akan digelar November nanti. Jika Donald Trump terpilih kembali, pasar khawatir akan terjadi peningkatan ketegangan antara AS dan China.
Selain itu, pasar juga tengah menunggu sinyal kebijakan dari Beijing setelah pemerintah China meluncurkan berbagai stimulus, termasuk pemangkasan suku bunga utama, guna mendorong kembali pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan aktivitas di pasar saham.