[Medan | 28 Maret 2024] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,75% ke level Rp 7.310 pada perdagangan hari Rabu (27/3/2024), dengan nilai transaksi sebesar Rp 9,48 triliun dan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,76 miliar saham. Adapun, 201 saham menguat, 364 saham terkoreksi, dan 214 lainnya stagnan.
Secara sektoral, sektor transportasi menjadi penekan terbesar IHSG dengan pelemahan mencapai 2,48%, diikuti oleh sektor teknologi dan kesehatan masing-masing turun 0,9%, serta sektor barang baku dan properti turun 0,7%. Hanya sektor keuangan yang mengalami kenaikan tipis sebesar 0,07%.
Sementara itu, saham-saham yang menguat dan menjadi top gainers di antaranya PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA) yang melesat 24,4%, PT Cardig Aero Services Tbk (CASS) naik 13,6%, dan PT Citra Buana Prasida Tbk (CBPE) melejit 10%. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan signifikan adalah PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR) turun 15,1%, PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) melemah 12,5%, dan PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS) anjlok 12,3%.
Sebagai informasi, Bursa Efek Indonesia resmi menerapkan Papan Pemantauan Khusus Tahap II atau Full Periodic Call Auction sejak 25 Maret 2024 lalu. Proses implementasi ini sejatinya merupakan kelanjutan dari Tahap I yang dimulai sejak 12 Juni 2023. Skema Full Call Auction ini sendiri merupakan mekanisme perdagangan dengan kuotasi Bid dan Ask yang akan match pada jam-jam tertentu saja, juga dengan keterbatasan data dan info pada laman Bid dan Ask, sehingga investor hanya dapat melihat data Indicative Equilibrium Price (IEP) dan Indicative Equilibrium Volume (IEV) untuk memperkirakan harga dan volume saham yang akan cocok.
Petisi untuk menghapus peraturan papan Full Auction pun muncul di laman change.org. Petisi sudah ditandatangani 3.724 orang dengan target 5.000 orang. Penerapan Full Periodic Call Auction dinilai oleh beberapa investor sebagai penghalang karena tidak menampilkan informasi Bid dan Offer seperti biasanya, yang membantu dalam penilaian harga saham saat transaksi perdagangan berlangsung. Selain itu, saham-saham yang masuk ke dalam papan tersebut mayoritas mengalami penurunan, yang mencerminkan aksi panic selling di pasar.