[Medan | 17 Juli 2024] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,75% ke level 7.224 pada perdagangan hari Selasa (16/7/2024), dengan jumlah transaksi mencapai Rp 7,59 triliun dan volume 11,6 miliar saham. Adapun, 273 saham menguat, 270 saham terkoreksi, dan 247 lainnya stagnan.
Sementara itu, enam indeks sektoral menguat, sedangkan lima indeks sektoral lainnya masuk zona merah. Indeks sektoral dengan penguatan terbesar adalah sektor barang konsumen non primer yang naik 1,62%, sektor teknologi melesat 1,15% dan sektor barang baku meningkat 0,65%. Sedangkan indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah sektor barang konsumen primer yang turun 0,78%, sektor infrastruktur anjlok 0,74% dan sektor keuangan yang turun 0,61%.
Di sisi lain, saham-saham yang menguat dan menjadi top gainers di antaranya adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang melesat 5,62%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) naik 3,23%, dan PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) melejit 5,45%. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan signifikan adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 4,10%, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melemah 3,02%, dan PT Astra International Tbk (ASII) anjlok 2,01%.
Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan bahwa pelemahan IHSG ini dipicu oleh rumor mengenai Sri Mulyani yang tidak lagi menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam pemerintahan baru. Keberadaan Menteri Keuangan yang kompeten sangat penting bagi pelaku pasar keuangan dan investor, terutama saat pemilihan presiden (Pilpres). Kekhawatiran mengenai pilihan presiden terpilih terhadap Menteri Keuangan dapat mempengaruhi stabilitas pasar saham dan obligasi.
Selain itu, IHSG juga terpengaruh oleh pelemahan indeks saham di Asia. Pasar fokus pada hasil sidang pleno ketiga China di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat. Isu terkait utang pemerintah daerah yang tinggi dan dorongan terhadap manufaktur maju menjadi agenda penting. Pasar berharap bahwa pleno tersebut akan memberikan dukungan untuk pemerintah China mengeluarkan lebih banyak stimulus demi mendorong pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, pasar juga mencermati peluang kemenangan Donald Trump pada Pilpres AS dan pernyataan The Fed terkait pemangkasan suku bunga acuannya. Aksi upaya pembunuhan calon presiden AS Donald Trump meningkatkan peluang keterpilihannya, dan pasar berharap bahwa jika terpilih, Trump akan memberikan kebijakan ekonomi dan deregulasi yang mendukung perekonomian AS.