[Medan | 3 Desember 2024] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau terus melemah hingga mendekati level psikologis 7.000. Adapun IHSG pada hari Senin (2/12/2024) ditutup turun 0,95% ke level 7.046.
Dari total 11 indeks sektoral, sembilan di antaranya melemah bersama IHSG. Penurunan terbesar terjadi pada sektor barang konsumsi nonprimer yang anjlok 2,69%. Sektor keuangan turun 1,37%, sektor kesehatan melemah 1,18%, dan sektor barang baku terpangkas 1,16%. Sektor properti dan real estat serta sektor perindustrian sama-sama turun 1,13%, diikuti sektor transportasi dan logistik yang melemah 0,94%. Sementara itu, sektor barang konsumsi primer dan sektor infrastruktur masing-masing turun 0,50% dan 0,36%. Di sisi lain, hanya sektor energi yang menguat 0,43%, diikuti sektor teknologi yang naik tipis 0,04%.
Menurut Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment di Pilarmas Investindo Sekuritas, pelemahan IHSG dipicu oleh perhatian pelaku pasar terhadap data PMI Manufaktur Indonesia yang masih berada di zona kontraksi. Sebagai informasi, PMI Manufaktur Indonesia pada November 2024 tercatat di 49,6, sedikit naik dari 49,2 pada Oktober. Meskipun terjadi peningkatan, angka ini tetap mencerminkan kontraksi dalam aktivitas manufaktur selama lima bulan berturut-turut.
Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,30% (month-to-month/mtm) pada November 2024, naik dari 0,08% pada Oktober. Inflasi tahunan tercatat sebesar 1,55% (year-on-year/yoy), sementara inflasi tahun kalender mencapai 1,12% (year-to-date/YTD).
Meskipun inflasi masih dalam rentang target Bank Indonesia (BI), Nico menyatakan bahwa pelaku pasar berharap BI mengambil langkah moneter untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dan mencegah aliran modal asing keluar dari pasar keuangan domestik.
Di sisi global, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menjelaskan bahwa posisi IHSG yang bearish juga dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan baru Amerika Serikat. Presiden terpilih Donald Trump mengumumkan rencana kenaikan tarif 25% untuk barang impor dari Kanada dan Meksiko, serta rencana peningkatan tarif impor dari China hingga 35%. Langkah ini memicu sentimen negatif di pasar global dan turut menekan IHSG.