[Medan | 15 Januari 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali jatuh di bawah level 7.000 pada perdagangan Selasa (14/1/2025), dengan ditutup turun 0,86% di level 6.956.
Penurunan IHSG ini dipengaruhi oleh aliran keluar dana asing yang masih besar. Pada Senin (13/1/2024), asing tercatat melakukan penjualan bersih di pasar reguler sebesar Rp407,78 miliar, meskipun di pasar nego dan tunai tercatat pembelian bersih Rp24,31 miliar. Secara keseluruhan, aliran dana asing keluar mencapai Rp383,46 miliar.
Sebagian besar penjualan berasal dari saham-saham perbankan besar. Sejak awal tahun, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan penjualan asing terbanyak, mencapai Rp1,31 triliun, diikuti oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp573,9 miliar, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp545,1 miliar, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp141,2 miliar.
Aliran keluar dana asing ini pun dipengaruhi oleh kebijakan moneter dari bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), dan Bank Indonesia (BI), yang sama-sama menunjukkan tanda-tanda perlambatan pemangkasan suku bunga. Proyeksi penurunan suku bunga yang lebih lambat semakin terkonfirmasi dengan soliditas pasar tenaga kerja AS, tercermin dari data Non-Farm Payroll (NFP) yang dirilis minggu lalu lebih tinggi dari ekspektasi, sementara tingkat pengangguran turun.
Kekuatan pasar tenaga kerja AS membuat dolar AS tetap berada pada level tinggi. Hingga pukul 14:35 WIB, indeks dolar AS (DXY) masih berada di atas level 109, yang berpengaruh pada depresiasi rupiah yang tetap berada di atas Rp16.000/US$. Pekan ini, pasar juga akan dihadapkan pada berbagai rilis data yang meningkatkan ketidakpastian, seperti data inflasi AS, neraca dagang China dan Indonesia, serta keputusan suku bunga BI.