[Medan | 24 Maret 2025] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah dengan turun 1,94% ke level 6.258 pada Jumat (21/3). Adapun di pekan ini, dengan sisa empat hari perdagangan sebelum memasuki cuti libur Lebaran, pasar saham Indonesia diperkirakan akan mengalami transaksi yang cenderung sepi.
Analis RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, mengungkapkan bahwa tekanan terhadap IHSG terutama berasal dari faktor eksternal, khususnya kekhawatiran akan resesi di Amerika Serikat. Sementara itu, dari dalam negeri, isu politik seperti pengesahan RUU TNI yang memicu aksi demonstrasi turut menjadi perhatian investor. Selain itu, banyak pelaku pasar memilih untuk mencairkan dana sebelum libur panjang, yang semakin mengurangi likuiditas di bursa saham.
Secara historis, pergerakan IHSG sepekan menjelang Lebaran cenderung negatif sejak pandemi Covid-19. Berdasarkan data sejak 2020, IHSG mengalami penurunan menjelang libur panjang di sebagian besar tahun, yakni 2020 (-0,18%), 2021 (-0,43%), 2022 (-0,65%), dan 2024 (-0,76%). Satu-satunya pengecualian terjadi pada 2023, ketika IHSG menguat tipis sebesar 0,15%. Tren ini mengindikasikan bahwa investor cenderung mengamankan keuntungan dan menjaga likuiditas saat volume perdagangan berkurang sebelum libur panjang.
Wafi memperkirakan IHSG pada Senin (24/3) akan bergerak dalam kisaran 6.150 – 6.300. Namun, terdapat peluang bagi IHSG untuk mendapat dorongan dari sejumlah emiten yang akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Tercatat, sebanyak 33 perusahaan, termasuk beberapa bank BUMN, dijadwalkan mengadakan RUPS sebelum libur Lebaran.
Adapun Wafi merekomendasikan saham di sektor industri dan manufaktur yang masih memiliki valuasi menarik, salah satunya Astra International (ASII) dengan target harga Rp 5.000.