[Medan | 18 Oktober 2024] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menyentuh level psikologis 7.700 pada perdagangan hari Kamis (17/10/2024), dengan ditutup menguat 1,13% ke level 7.735.
Kenaikan IHSG didukung oleh tujuh sektor, dengan sektor barang baku melonjak 2,75%, sektor energi naik 1,31%, sektor keuangan menguat 1,12%, sektor teknologi bertambah 0,82%, sektor industri naik 0,82%, sektor properti dan real estat naik 0,60%, dan sektor transportasi dan logistik naik 0,34%. Di sisi lain, empat sektor justru mengalami pelemahan, yaitu sektor kesehatan yang turun 0,93%, sektor barang konsumsi nonprimer melemah 0,62%, sektor infrastruktur turun 0,31%, dan sektor barang konsumsi primer turun 0,29%.
Saham-saham yang menjadi top gainers antara lain PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang naik 6,76%, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang menguat 5,54%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang naik 3,21%. Di sisi lain, saham yang mengalami penurunan termasuk PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang turun 2,87%, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melemah 2,31%, dan PT Indosat Tbk (ISAT) yang turun 2,03%.
IHSG menguat di tengah antisipasi pasar terhadap pengumuman data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) dan kondisi ekonomi China. AS akan segera merilis data klaim pengangguran, yang akan menjadi acuan bagi The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga. Jika klaim pengangguran meningkat, kemungkinan The Fed untuk menurunkan suku bunganya akan semakin besar. Dalam proyeksi ekonomi terbaru, The Fed diperkirakan bisa memangkas suku bunga hingga 50 basis poin (bps) sebelum akhir tahun 2024.
Di sisi lain, pasar juga menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi China untuk kuartal III-2024 pada hari Jumat, dengan perkiraan kenaikan produk domestik bruto (PDB) sebesar 4,5% dibanding tahun sebelumnya, lebih rendah dari pertumbuhan 4,7% pada kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ini merupakan yang terlemah sejak kuartal pertama 2023, dan tekanan ekonomi di China diperkirakan berlanjut hingga 2025 dengan proyeksi pertumbuhan turun hingga 4,5%, berdasarkan survei Reuters. China diperkirakan akan meluncurkan langkah-langkah stimulus tambahan, termasuk kemungkinan penerbitan obligasi pemerintah khusus senilai 6 triliun yuan (US$ 850 miliar) selama tiga tahun ke depan untuk memacu pemulihan ekonomi.
Sementara di dalam negeri, Presiden terpilih Prabowo Subianto dijadwalkan memberikan pengarahan kepada calon wakil menteri, setelah sebelumnya memberikan pengarahan kepada calon menteri.