[Medan | 23 September 2024] Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada awal perdagangan sesi I, Senin (23/9/2024), dengan penurunan 0,72% ke level 7.687. Namun, IHSG berhasil berbalik arah dan ditutup menguat 0,27% ke level 7.764.
Penguatan IHSG didorong oleh tujuh indeks sektoral. Sektor barang baku mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 1,84%, diikuti sektor energi yang menguat 1,83%, dan sektor teknologi yang naik 1,10%. Sektor keuangan juga mengalami peningkatan sebesar 0,94%, diikuti sektor properti dan real estat yang naik 0,78%, sektor barang konsumsi primer yang menguat 0,71%, serta sektor transportasi dan logistik yang naik tipis 0,01%.
Sementara itu, empat sektor mengalami penurunan, yaitu sektor infrastruktur yang terjun 1,67%, sektor kesehatan yang melemah 0,19%, sektor barang konsumsi nonprimer yang turun 0,16%, serta sektor perindustrian yang juga turun 0,16%.
Di sisi lain, saham-saham yang berhasil menguat dan menjadi top gainers termasuk PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang naik 5,76%, PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang menguat 4,95%, dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang naik 4,03%. Sementara itu, saham-saham yang mengalami penurunan signifikan antara lain PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang turun 2,16%, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang melemah 2,05%, dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) yang anjlok 1,46%.
Menurut Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG sempat melemah karena sentimen negatif pasca PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dikeluarkan dari indeks FTSE Russell. Saham BREN yang memiliki kapitalisasi besar dianggap sebagai salah satu penggerak IHSG.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2024 mencapai Rp 8.973,7 triliun, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 7,3% (yoy). Meskipun meningkat, pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 7,6% (yoy).
Sementara itu, bank sentral China, PBoC, memangkas suku bunga reverse repo 14 hari sebesar 10 basis poin menjadi 1,85% dan menyuntikkan 74,5 miliar Yuan ke dalam sistem perbankan. Bank of Japan (BoJ) mempertahankan suku bunga di 0,25% sambil mengamati ketidakpastian ekonomi global, menunjukkan sikap berhati-hati dalam kebijakan moneter.